Indahnya alam Indonesia berhias ragam Seni dan Budaya. Selamat Datang di Jawa Barat, mari nikmati Alam, Seni dan Budaya dalam AMAZING WEST JAVA!

8/23/2014

Tentang Tari Jaipongan



Tari Jaipongan "Keser Bojong" karya Gugum Gumbira


Perkembangan seni pertunjukan tari Sunda khususnya diwilayah budaya Jawa bagian barat, ditetapkan oleh tiga genre dari tiga generasi tari yang diciptakan oleh tiga generasi seniman tari Sunda, yaitu genre tari Keurseus[1] oleh Rd. Sambas Wirakusumah, genre tari “Kreasi Baru” oleh R. Tjetje Somantri dan genre tari Jaipongan oleh Gugum Gumbira Tirasonjaya.
Genre tari Jaipongan berdasarkan bentuk pertunjukannya dapat dikategorikan sebagai seni hiburan dan seni pertunjukan (Caturwati, 2007: 12). Jaipongan sebagai seni hiburan karena dapat menghibur penikmatnya dengan ikut menari bersama Ronggeng atau Sinden yang berperan ganda yakni sebagai penari dan juga penyanyi. Jaipongan ini berkembang pesat diwilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat yaitu Bekasi, Karawang, Subang, Purwakarta dan Indramayu yang masyarakat mengenalnya dengan nama ‘Kliningan Bajidoran’.  Grup - grup Kliningan Bajidoran ini menamai grupnya dengan Jaipongan sebagaimana yang tercantum dalam spanduk yang dipasang dipanggung ataupun cover kaset rekaman mereka karena pada pertunjukannya banyak unsur gerak Jaipongan baik gerak tari maupun bentuk pukulan kendangnya (Caturwati, 2003: 5).
Sedangkan Jaipongan sebagai seni pertunjukan adalah tarian Jaipongan gaya Gugum Gumbira yang sudah mempertimbangkan kaidah seni pertunjukan, termasuk komposisi geraknya yang merupakan kesatuan dari unsur - unsur tari rakyat dengan variasi dan harmoni yang diciptakan dengan seksama agar mampu memperkaya kedalaman rohani penikmatnya. Tarian yang dikenal oleh masyarakat penikmat Kliningan Bajidoran dengan nama ‘Jaipongan Kota” ini dalam perkembangan selanjutnya memperkaya materi penyajian Bajidoran baik pola tabuh kendang atau gendingnya maupun pola tariannya (Caturwati, 2003: 6).
Berbagai tarian hasil kreasi Gugum Gumbira antara lain Oray Welang, Keser Bojong, Rendeng Bojong, Toka - Toka, Iring - Iring Daun Puring, Senggot, Setra Sari, Sonteng, Pencug Bojong, Kuntul Mangut, Ringkang Gumiwang, Rawayan dan Kawung Anten. Teknik penyajian tari Jaipongan karya Gugum Gumbira ini telah diolah, diperhitungkan serta disusun dan ditafsirkan berdasarkan komposisi gerak yang harmonis dengan memperhatikan keanekaragaman, kontras, keseimbangan, klimaks, serta urutannya.
Tari Jaipongan yang dibuat Gugum Gumbira adalah repertoar tari baru dalam khasanah tari Sunda yang digali dari kekuatan berbagai gerakan dalam tari rakyat seperti jurus - jurus dan ibing Pencak Silat, Ketuk Tilu, Bajidoran, Topeng Banjet dan sebagainya. Kekhasan dalam penampilannya seperti yang diungkapkan Edi Mulyana dibangun oleh kekuatan dinamika dan enerjitas yang tinggi sebagai akibat dari pengolahan kekuatan kaki yang relatif kurang terolah dari dua generasi tari sebelumnya (Caturwati, 2007: 71).



[1] Tari Keurseus merupakan kelompok tari yang merupakan hasil proses perkembangan dari gerak – gerak pada Tayuban. Susunan ragam gerak pada tari Tayub mengalami pembukuan untuk keperluan kursus.