Indahnya alam Indonesia berhias ragam Seni dan Budaya. Selamat Datang di Jawa Barat, mari nikmati Alam, Seni dan Budaya dalam AMAZING WEST JAVA!

1/26/2013

DOKUMENTASI SENI PERTUNJUKAN


Godi Suwarna - Seniman

Seni pertunjukan merupakan karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu yang melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan penonton. Oleh karenanya suatu pertunjukan tidak akan sama dengan pertunjukan yang lainnya walaupun menampilkan karya seni yang sama. Setiap pertunjukan akan menghasilkan ceritanya tersendiri bagi si seniman maupun penontonnya.
Dokumentasi merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menangkap dan mengabadikan berbagai momentum yang terjadi dalam setiap pertunjukan. Dokumentasi baik berupa gambar diam ( foto ) maupun gambar bergerak ( video ) akan menghasilkan kesan tersendiri. Dewasa ini seiring perkembangan teknologi banyak sekali peralatan yang bisa digunakan untuk mendokumentasikan pertunjukan. Dari peralatan yang kompleks hingga peralatan sederhana yang sehari – hari biasa dipakai. Lantas adakah cerita dari setiap foto yang dihasilkan? adakah kesan dari setiap detik video yang kita rekam?










CANDI JIWA DAN CANDI BLANDONGAN



Situs Batujaya terletak di utara Provinsi Jawa Barat tepatnya di Desa Pakisjaya Kabupaten Karawang. Ada dua Candi di kawasan situs Batujaya yakni Candi Jiwa dan Candi Blandongan serta hingga saat ini masih dikembangkan berbagai temuan lainnya. Tidak seperti kebanyakan candi di Indonesia yang terbuat dari batu adhesit, candi ini terbuat dari bata merah. Candi yang diketemukan oleh Arkeolog Universitas Indonesia pada tahun 1985 ini masih menyimpan berbagai misteri dibalik umur dan fungsinya, diantara misteri tersebut adalah disebutkan candi ini merupakan peninggalan arkeologi terbesar Kerajaan Tarumanagara.


Baru - baru ini jebolnya tanggul sungai Citarum di kawasan Batujaya Kab. Karawang telah menimbulkan banjir. Apakah ini gambaran penyebab runtuhnya situs ini pada masa lalu? Nantikan filmnya...,,





1/25/2013

Tiga Wujud Kebudayaan Masyarakat Sunda di Kampung Adat Cireundeu Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat




           1. Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya dari masyarakat kampung adat Cireundeu berupa nilai-nilai leluhur yang tetap berlangsung hingga saat ini yaitu prinsip dasar dari masyarakat kampung adat Cireundeu. Falsafah hidup masyarakat cireundeu yaitu bagaimana membawa diri dalam hidup ini. 

            Hal ini dituangkan pada :
a. Upacara adat tutup tahun ngemban tahun satu sura saka sunda yang di dalamnya terdapat acara inti menanam pohon di gunung kunci. Hal ini sebagai simbol pentingnya pohon untuk kehidupan yang merujuk pada filosofi akur, rukun, repeh, rapih sareng sasama hirup ( mendekatkan diri dengan alam agar terhindar dari bencana yang sering terjadi akibat dari kelalaian manusia). Manusia harus memahami bahwa hidup berdampingan dengan makhluk hidup lainnya.
b. Gunungan sesaji berupa buah-buahan dan nasi singkong. Hal ini sebagai suatu tanda syukur dari dalam hati dan ungkapan terimakasih kepada alam yang telah memberikan berbagai kenikmatan hidup.



             2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia.
Masyarakat kampung adat cireundeu memegang teguh ajaran leluhur tentang makan pokok yang berasal dari singkong yang dikenal dengan “SS” ( Serba Singkong ). Hal ini di implementasikan pada aktivitas sehari-hari berupa :
a. Masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai petani singkong.
b. Sebagian besar lahan pertanian ditanami singkong.
c. Masyarakat Cireundeu yang selalu mengkonsumsi makan yang berasal dari singkong ; seperti makanan pokok yaitu rasi ( nasi yang berasal dari singkong ) dan olahan kuliner lainnya seperti combro, awug, keripik singkong, tepung dan lainnya.

             3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya cipta manusia.
Wujudnya berupa rumah adat / padepokan seni yang berupa julang ngapak ( pola atap rumah yang menyerupai sayap julang ( sejenis burung bangau atau belibis ) yang sedang terbang. Pola arsitektur rumah secara vertikal yaitu terdiri dari kolong di bagian bawah, ruang tengah yaitu tempat hunian, dan atap yang berupa julang. Secara horisontal yaitu terdiri dari tepas, ruang tengah dan pawon ( dapur ).


,,...Solihin Ahmed Sinichi Melaporkan...,,



KRITIK FILM?! WHY NOT?!


                                Poster Film Turtles can Fly 2004

Dari semua cabang seni, film dapat dikatakan paling banyak mempengaruhi kehidupan manusia modern. Seorang kritikus film pernah berpendapat bahwa film bisa membawa manusia lebih dekat ke surge atau ke neraka. Yang dimaksud dari ungkapan ini adalah bahwa film yang baik dapat berpengaruh yang bermanfaat bagi kehidupan manusia seperti di bidang pendidikan, penerangan, dan hiburan yang sehat. Sebaliknya film yang menonjolkan kekerasan dan juga pornografi yang dapat merangsang nafsu kebinatangan yang membawa manusia dalam kesesatan. Kesimpulannya bahwa pengaruh film tergantung pada cara kita memakainya bisa positif ataupun negatif.
Dibanding dengan seni lain yang sudah mempunyai tradisi berabad-abad seperti seni rupa, seni tari dan seni suara, film yang baru lahir tahun 1985 relatif masih muda namun yang paling dinamis, popular dan universal. Film paling universal karena bahasa yang dipakai universal yaitu gambar. Manusia dengan berbagai suku, ras, agama dan budaya dapat melihat dan memahami gambar.
Film sudah menjadi bagian dari hidup modern yang tak dapat dielakkan dan harus diterima. Maka sebagai suatu kenyataan kehadiran film harus diterima dengan sikap positif.
Film juga merupakan alat hiburan paling murah bagi konsumennya. Karena massa yang universal menjadi konsumen terbesar maka film diproduksi sebagai industri. Implikasi dari dagang dan indsutri adalah untung rugi. Komersialisasi ini menyebabkan persaingan film semakin ketat. Oleh karena itu sebuah film yang dibuat haruslah menarik untuk disukai masyarakat. Dengan berbagai teknik seperti penataan sinematografi, teknik editing, penataan suara dan lainnya sehingga masyarakat dapat menikmati film tersebut namun juga tidak melupakan norma – norma yang berlaku di masyarakat.
Kritik film merupakan salah satu cara untuk mengapresiasi film. Manusia biasanya malah alergi mendapatkan kritikan, padahal kritik ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas film. Film bisa di kritik dari berbagai aspek baik teknis maupun non teknis misalnya dari segi cerita, sinematografi, penataan suara, editing, pemeranan dan lainnya. Dengan adanya kritik film akan memperluas wawasan dan menambah ide serta meningkatkan kreatifitas dari berbagai kritik tersebut yang pada akhirnya meningkatkan kualitas seorang sineas.

1/22/2013

Larangan / Tabu Pada Masa Kehamilan




Di wilayah tatar Sunda tabu atau larangan lebih dikenal dengan pamali. Semua itu berpangkal dari arti terlarang, jangan dilanggar, jangan dekat – dekat karena sesuatu itu dapat mendatangkan bahaya kalau dilanggar, kalau didekati, kalau dipegang, kalau dimainkan, kalau diucapkan, dipakai, dilakukan dan sebagainya (Jakob Sumardjo, 2011: 337).
Ada banyak tabu bagi wanita yang sedang hamil. Menurut Lilis salah seorang paraji di Bumi Adat Cikondang dalam wawancara pada tanggal 22 Desember 2012 mengatakan pada saat nyiram wanita hamil akan merasa lemah, lesu, sakit kepala, menjadi pemarah, mudah tersinggung, sakit hati, tidak sabar dan banyak keinginannya. Biasanya wanita pada saat nyiram mudah tertarik oleh suatu makanan, mudah menginginkan apa yang dilihatnya atau mudah tertarik oleh sesuatu yang diceritakan. Pada saat nyiram inilah suami dan keluarganya harus menerima, sabar dan memakluminya serta keinginannya harus cepat dipenuhi agar anak yang dilahirkan nanti anaknya ngacay (mengeluarkan air liur). Pada saat nyiram peralatan rumah tangga seperti mutu dan yang lainnya harus disembunyikan. Selain itu tidak boleh mengunjungi orang sakit, ziarah ke makam, melayat orang yang meninggal serta melihat yang jelek rupanya seperti monyet dan lutung. Sebaliknya wanita nyiram harus disuruh memperhatikan yang bagus – bagus, orang cantik, tampan dan rupawan.
Lilis menekankan larangan tersebut karena apa yang dilihat dan dilakukan oleh wanita yang sedang hamil akan mengakibatkan nurutbuat yang berarti meniru kelakuan ibunya atau ayahnya atau apa saja yang harus dipantang lalu dilanggar sehingga akibatnya terjadi sesuatu pada anaknya.
Lilis menambahkan berbagai tabu yang diberlakukan bagi wanita yang sedang hamil antara lain :
Tidak boleh tidur sembarangan serta tidak boleh memakai bantal sabab akan mengakibatkan kesulitan saat melahirkan, tidak boleh duduk nangunjar (memanjangkan kedua kaki ketika duduk) agar saat melahirkan tidak kakinya terlebih dahulu, tidak boleh terlentang sebab akan mengakibatkan melahirkan dengan keadaan terlentang, tidak boleh tidur di siang hari sebab akan mengakibatkan melahirkan dalam keadaan kotor.  
Tidak boleh duduk di depan pintu agar tidak susah saat melahirkan, tidak  boleh duduk di atas kulit domba, sapi, kerbau atau duduk diatas tanah tanpa memakai tikar sebab bisa mengeluarkan darah saat melahirkan, tidak boleh mandi memakai pakaian basah sebab bisa mendatangkan penyakit yang mengeluarkan air saat melahirkan.
Tidak boleh memakan telur rebus agar anak yang dilahirkan tidak bisul di kepalanya, tidak boleh memakan buah nanas sebab akan mendatangkan penyakit gatal di pipinya, tidak boleh memakan buah salak sebab bisa mendatangkan penyakit koreng di kepalanya, tidak boleh mencoba sayuran dengan sendok sebab akan mengakibatkan anaknya buruk rupa, tidak boleh memakan buah waluh (labu) agar perutnya tidak gendut.
Tidak boleh memakan belut sebab akan mengakibatkan anaknya suka bermain, tidak boleh memakan tutut (siput) agar tidak mengantuk saat melahirkan, tidak boleh memakan kepiting dan lele karena akan mengakibatkan anak yang dilahirkan bertabiat galak, suka mengganggu temannya. Tidak boleh memakan udang sebab akan mengakibatkan kesulitan saat melahirkan. Tidak boleh makan yang pedas - pedas sebab akan mengakibatkan penyakit susah membuang kotoran.
Tidak boleh menyimpan gulungan tikar sebab akan didekati kuntilanak, tidak boleh membawa botol dengan cara di jinjing sebab akan mengakibatkan kepala sang bayi kecil saat dilahirkan. Tidak boleh melihat orang yang meninggal sebab akan mengakibatkan anak yang dilahirkan  mempunyai rupa yang pucat seperti bangkai. 

Filmku Dalam Jepretan

Prosesi pembacaan jampi - jampi


                                                                  Pengajian 4 bulanan 



                       Kediaman ibu Rina di bumi adat Cikondang, Pangalengan kab. Bandung 


                     Ibu Rina menjalankan berbagai adat istiadat kehamilan suku sunda

 Panglay dan bawang putih di tempel di baju sebagai penangkal


                                           Semua di lakuka demi si utun

Biografi Penulis

Iin Solihin ST.Sn, pria dengan nama udara Solihin Ahmed Sinichi ini lahir di Bandung 16 Oktober 1989. Memutuskan studi dibidang Teknik Produksi Program Pertelevisian SMK Negeri 1 Cimahi berlanjut di STSI Bandung Program Studi Televisi dan Film angkatan 2009. Aktif di berbagai kegiatan kesiswaan serta berbagai pelatihan, prestasi yang diraih diantaranya Juara 2 Lomba Editing Antar SMA Se – Jawa Barat di Politeknik Negeri Bandung serta menjadi Penyiar Lelaki Terbaik Broadcast Award ke 5 di Radio Komunitas Inovasi FM SMK Negeri 1 Cimahi.
Beberapa posisi produksi yang pernah ditempati diantaranya : Annaouncer dan Manager Teknik - Inovasi FM (2004-2006); Sutradara, Kameraman dan Editor - Inovasi Production (2006-2008); Editor – B Map Production (2006); Audioman - PT. Global Informasi Bermutu – Global TV Jakarta (2007); News Editor (PT. Esa Visual Padjadjaran Tivi – PJTV Bandung (2008 - 2011); Reporter Lita FM Bandung (2012), Kameraman – Bandung Creative Visual (2012 - 2013) Supervisor Produksi - Parlemen Jabar TV (2014 - 2015).
            Berbagai Film telah diproduksinya seperti : CeritaSahabat (2005), Blackbox (2010), Keringat Kami Untuk Dewi Sri (2010), Sasaka 17 Rancakalong (2010), Kampung Adat Cireundeu (2010), Shillouette Full Color (2011), Jatigede Sejarah Yang Ditenggelamkan (2012), Autobiografi Saini KM (2012), Autobiografi GodiSuwarna (2013), Our Little World (2013), Malam Diatas Kain (2013), Teratai Mekar di Batujaya (2013), Pahare (2013), Rajadogar (2013), Kajali Dalang Wayang Garing (2013), Anak Pinggiran Kelenteng (2013), Biografi Maman Firmansyah (2014), Igel Jaipongan (2014) dan Merayakan Do'a (2014).

Penghargaan bagi beberapa film yang diraih diantaranya : United Nations Honourable Mentions untuk film Our Little World dalam Lomba Peduli Lingkungan PBB di Istanbul - Turki pada 2013. “Promising Ethnographic Film 2014” untuk Film Anak Pinggiran Kelenteng dalam Gotrasawala Award Ethnographic Film Competition. Film Pahare sebagai Juara 3 Non Fiksi Profesional Lomba Sinematografi Pemuda 2013 Kementrian Pemuda dan Olahraga serta masuk nominator Festival Film Indonesia 2013 Kategori film dokumenter pendek.

Contact Us :
Mail : insho_solihin_dx@yahoo.com
         shilouet@gmail.com