Indahnya alam Indonesia berhias ragam Seni dan Budaya. Selamat Datang di Jawa Barat, mari nikmati Alam, Seni dan Budaya dalam AMAZING WEST JAVA!

9/09/2013

KONTEN VS KONSEP, YANG MANA??!!


Nonton Film Dokumenter

Hari itu saya mengikuti kegiatan BSM yang merupakan singkatan dari Bimbingan Studi Mahasiswa. Tahun 2013 ini BSM Prodi Televisi dan Film dilaksanakan di wilayah Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Disini rekan – rekan panitia membuat konsep yang menarik yakni pengenalan tentang proses pembuatan film dokumenter. Selain merupakan goal dari setiap mahasiswa yang menempuh studi disini, dokumenter juga menarik karena membeberkan fakta yang ada sehingga dapat memperluas wawasan serta menambah pengetahuan penontonnya. Tantangannya adalah mengemas dokumenter yang dibuat sekreatif mungkin sehingga penonton dapat menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh sineas dokumenter dengan antusias. Yah terkadang dokumenter dihadirkan apa adanya dengan maksud memperlihatkan fakta yang sebenarnya, namun terkadang ‘apa adanya’ inilah yang membuat tayangan dokumenter membosankan. Padahal dengan sentuhan kreatif yakinlah tayangan dokumenter ini bisa sangat menarik dengan tidak menghilangkan fakta yang ada.
                Kelemahan biasanya adalah pada konsep, terkadang para pembuat dokumenter terlalu fokus pada konten atau isi yang ingin disampaikan, sedangkan bagaimana cara penyampaian isi ini terkadang dikesampingkan. Yupz terkadang pengemasan selalu dikesampingkan dalam dokumenter. Hasilnya acap kali jenuh dan bosan adalah kata yang sering terucap dari setiap tayangan Dokumenter. Saya selalu ingat saat dosen penyutradaraan yakni Bapak Hernawan SSA mengucapkan kembali perkataan Teguh Karya yakni “Don’t tell me but show me”. Sebagai sineas kita dituntut juga untuk bisa menggambarkan sesuatu. Ini film bung, bukan ceramah, bukan talkshow, bukan pula siaran radio, mungkin inilah jawabannya, gambar juga bisa berbicara!
                Untuk menghadirkan tayangan yang bermutu dan juga menarik, tayangan mendidik yang asik serta tayangan berwawasan yang juga berkesan haruslah ada perpaduan yang ciamik dari konten atau isi film yang dihadirkan dengan cara penyampaian/ konsep pengemasannya. Keduanya tentu harus digarap sebaik mungkin sejak dari tahapan awal yakni tahapan pra produksi. Lantas bagaimana tahapannya?!

                         C     O     M     I     N     G            S     O     O     N      




Nb:
Tulisan ini bukan untuk menggurui tetapi hanya mencoba berbagi dari apa yang sedang saya pelajari. Mari belajar bersama, berbagi dan sharing bila kawan – kawan telah menemukan sesuatu yang ideal dari film dokumenter. Tulisan ini menunjukan baru sampai tahapan inilah saya berjalan, belajar dan mempelajari dokumenter. Inilah isi dari otak saya sementara ini tentang dokumenter.  

9/08/2013

(BELAJAR DARI ALAM) Curug Malela : Hidup adalah perjuangan, perjuangan untuk kembali...

              September datang!!! udah banyak aja yang pengen ditulis, secara kemaren agustus ga sempet curat-coret di blog ini,, banyak banget yang pengen di tulis dari mulai berpetualang ke Serang - Prov. Banten menemui salah seorang dalang disana, terus pas ngikutin kegiatan BSM alam, mahasiswa prodi TV dan Film, udah gatel aja nih tangan,.. tapi kayanya harus sabar dulu, kita refresh sejenak dengan cerita yang baru saja dialami, jalan - jalan ke Curug Malela...,,,

         
          Tak mudah untuk mencapai lokasi yang ada di Kec. Rongga Kabupaten Bandung Barat ini. Dari kota Bandung kita berjalan menuju Cililin yang mungkin teman - teman sudah tidak asing lagi dengan Wajit dan waduk Sagulingnya. Dari Cililin kita menempuh jarak sekira 36 KM menuju Gunung Halu dengan kondisi jalan yang bervariasi, namun masih layak dilewati hanya saja di beberapa bagian tetap harus waspada dengan lubang jalan. Belum lagi jalan sempit dengan beberapa mobil besar melintas so kerja keras kita.
  
           Nah, setelah sampai di Gunung Halu, kita berlanjut ke Buni Jaya nanti kita akan mendapati jalan ke Curug Malela yang udah masuk kec. Rongga. Ga sulit juga koq, plang jalan disana cukup jelas,. bahkan pas di Buni Jaya hati senang melihat plang bertuliskan Curug Malela 10 KM,. kalau dengan kecepatan 40 KM/jam aja palingan 15 menitan juga nyampe,. tapi ternyata oh ternyata perjuangan baru dimulai kawan., kita akan mendapati jalan yang rusak berat,. belum lagi berbatu, kalau ujan tanah gunung itu sangat licin,. tracknya naik turun,. wadawww.... sempet nyeletuk juga ""jaraknya cuma 10 kilo sih tapi kalo motor cuman bisa dijalanin paling kenceng 5 KM/jam berarti 2 jam lagi donk,. dan ternyata iah banget sodara,.. dari hati yang gembira perhitungan 15 menit jadi 2 jam, 8 kali lipat!


Tapi semua terbayar ketika kita sampai di lokasi. Curug Malela , lukisan alam yang indah ini menyapa kami, benar kata orang bilang, disini bagai niagara yg ada di benua amerika sana, airnya jernih, kita bisa berenang, berfoto, manjat - manjat batu yang segede gaban, saat menuju lokasi pemandangan alamnya begitu indah,. ada terasering padi yang memukau,.ada juga jajaran barisan pegunungan yang indah disandingkan mega disenja mentari,.. luar biasa.!!


        Sayang pemerintah tidak serius dengan potensi yang ada, padahal apabila dikelola dengan baik, wisata ke curug Malela ini sangat menjanjikan,. udara sejuk, alam yang indah, air yang bersih,. menjadi daya tarik hebat untuk wisatawan,. saat menuju lokasi disiang hari jalan rusak no problem, kita dipalingkan dengan berbagai pemandangan alam yang eksotik, namun saat malam datang, ketika jalanan rusak dan suasana kiri kanan gelap, bagaimana kira - kira perasaan anda???


Bagai hidup, dunia adalah keindahan sementara, banyak rintangan dan tantangan, hadapi dan nikmati kita akan mendapati keindahannya.., namun jangan terlena dengan keindahan itu karena kita harus pulang dengan perjuangan yang sama....
Oleh : Solihin Ahmed Sinichi