Indahnya alam Indonesia berhias ragam Seni dan Budaya. Selamat Datang di Jawa Barat, mari nikmati Alam, Seni dan Budaya dalam AMAZING WEST JAVA!

6/30/2015

Berimajinasi di Situs Megalith Gunung Padang



Cianjur di tatar parahyangan sangat terkenal dengan kesenian lantunan indah suaranya yakni tembang Cianjuran. Suara yang mengalun indah ditemani alunan musik kacapi. Cianjur juga dikenal sebagai daerah pertanian. Hamparan sawah menghasilkan beras Cianjur yang pulen. Dari penganan, Tauco khas Cianjur menambah keanekaragaman kuliner nusantara. Namun bukan semua itu yang akan dibahas kali ini tetapi seusatu yang telah mengguncang dunia dari Cianjur yakni Situs Megalith Gunung Padang yang oleh berbagai sumber disebut sebagai situs prasejarah megalitik terbesar se-Asia Tenggara.

Situs ini letaknya didesa Karyamukti, Kecamatan Campaka Kab. Cianjur. Untuk sampai ke lokasi setelah melewati jalan raya Cianjur – Sukabumi kita akan disuguhi pemandangan pedesaan yang asri. Jalannya juga cukup bagus, hanya dibeberapa titik saja ada kerusakan. Sebelum sampai ke lokasi kita juga akan disapa hamparan kebun teh dengan udaranya yang segar khas wilayah pegunungan. Setelah itu barulah kita tiba diwilayah perbatasan dusun Gunung Padang dan Panggulan tempat lokasi situs Megalith Gunung Padang.

Situs Megalith Gunung Padang terletak di puncak sebuah bukit. Untuk menuju kesana ada dua buah tangga yang bisa kita lewati. Tangga pertama merupakan tangga asli dari batu-batu prasejarah. Sensasinya luar biasa karena tangganya cukup curam sehingga menguras fisik kita, tak jarang orang – orang hingga harus merangkak untuk mencapai puncak. Tangga yang kedua bisa menjadi alternative anda menuju puncak dengan akses yang lebih landai.

Sesampainya di puncak, kita akan dibuat terkagum – kagum. Batu – batu besar berbentuk tiang – tiang dengan panjang dominan sekitar satu meter dan berdiameter 20 cm membuat kita bertanya – tanya, bagaimanakah manusia jaman dulu mengengkat batu - batu besar ini menuju puncak? Sungguh luar biasa! Batu – batu dengan segi empat dan segilima ini tersusun menjadi punden berundak dan terbagi menjadi lima teras yang kesemuanya mengarah ke Gunung Gede. Setiap teras mempunyai pola – pola bangunan batu yang berbeda yang ditujukan untuk berbagai fungsi.

Diteras pertama merupakan teras dengan jumlah batu terbanyak. Ada susunan batu berbentuk kolom yang masih tersusun rapi membentuk ruang persegi panjang. Didalamnya ada batu yang berfungsi untuk menyimpan persembahan ataupun sesajen. Diluarnya mengarah ke ruangan itu ada juga bilah bilah batu unik yang diperuntukan sebagai alat musik. Jika batu basal kecil dipukul pukulkan ke alat musik batu ini, maka akan terdengar dentingan tinggi dan teratur. Kebayang manusia dizaman itu saat melakukan penyembahan mereka diiringi musik – musik batu!

Diteras kedua jumlah batunya berkurang dari teras pertama. Disini terdapat beberapa batu berdiri / menhir dan satu dolmen kecil seperti untuk tempat duduk yang tepat mengarah ke puncak gunung Gede. Di teras kedua juga kita bisa melihat guratan guratan batu yang khas dengan identitas Jawa Barat yaitu menyerupai Kujang dan ada juga yang menyerupai telapak kaki Maung atau Harimau. Walaupun terdapat guratan yang khas Jawa Barat peninggalan kerajaan Padjadjaran dengan rajanya yang terkenal yakni Prabu Siliwangi, tetapi para ahli arkeologi meyakini situs ini telah ada jauh sebelum kerajaan termahsyur di Jawa Barat itu berdiri yakni sekitar 1500 tahun sebelum masehi bahkan lebih hingga 5000 tahun sebelum masehi.

Diteras ketiga hingga kelima batuannya tidak sebanyak di teras satu dan dua. Diteras ketiga susunan batu membentuk ruang. Konon katanya dahulu ditengah ruang ini terdapat batu besar sepanjang 6 meter yang dipercaya masyarakat apabila bisa mengangkatnya, maka apapun yang diinginkan akan terkabul. Namun begitu menurut kuncen hal ini hanyalah symbol belaka yang mana dengan bekerja keras seperti halnya bersusah payah mengangkat batu tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai akan terwujud. Sayang kini batu tersebut sudah tidak ada.

Diteras keempat ada susunan batu membentuk 3 ruang yang disebelahnya ada tanah kosong. Disini mungkin adalah tempat yang lebih sakral dari teras sebelumnya dan diteras ini tempat melakukan ritual-ritual khusus. Diteras kelima ada yang disebut pasanggrahan raja, tempat tertinggi yang dipuncak ini dipercaya sebagai tempat dimana para petinggi kerajaan beristirahat ataupun bertapa. 


Menjelajah lima teras di situs Megalith Gunung Padang Kab. Cianjur sangatlah luar biasa. Kita diajak berimajinasi tentang berbagai ritual yang dilakukan disetiap teras tersebut. Susunan batu yang ada juga membuat kita berimajinasi membentuk apakah susunan batu batu ini?? Lalu apakah yang terjadi disana??   


Dan setelah berkeliling lima teras, mendapat berbagai pengetahuan dan berimajinasi tentang berbagai ritual yang ada disitus Megalith Gunung Padang, bagi “Urang Sunda” kurang pas kalau tidak ditutup dengan botram, makan bersama sanak saudara. Selamat menikmati perbekalannya.. lain kali makannya ditempat yang sudah disediakan yaaa…. Hohooo dan tetep jagalah kebersihan.




AMAZING MEGALITH PADANG HILLS, WEST JAVA

Seorang anak berjalan merangkak agar bisa mencapai puncak


Menghirup udara segar, hilangkan rasa lelah
Jalan lain yang lebih landai


Beriomajinasi tentang susunan batu


Arsitek ulung sang penyusun Situs Megalith Gunung Padang

Kaki Maung di salah satu batu di teras ke dua
Alat musik batu

Alamat musik batu tepat mengarah ke ruang di teras satu


Burung Elang tanda asrinya suasana di Situs Megalith Gunung Padang


Bertafakur di Pasanggrahan Raja









6/10/2015

SERUNYA MENJELAJAH CITARUM (BAG 2)

Waduk Saguling

Iah serius… ini tentang menjelajah sungai citarum, tepatnya di sekitar wilayah Kab. Bandung Barat. Juga tentang menikmati indahnya alam Parahyangan yang terkenal dengan pameonya “Tuhan menciptakan bumi Parahyangan sambil tersenyum”. Citarum memang mengalir ke wilayah ini mulai dari Kec. Batujajar lalu masuk Bendungan Saguling yang mencakup beberapa kecamatan seperti Cihampelas, Cililin, dan Saguling. Dari Saguling aliran Citarum menjadi batas wilayah antara Kab. Bandung Barat dan Kab. Cianjur terus mengalir ke Purwakarta, Karawang hingga Muara Gembong, Kab. Bekasi.

TA Bunder
Wokee…. Tujuan pertama petualangan kita menuju Terminal Air (TA) Bunder, Kec. Cililin Kab. Bandung Barat. Perjalanan menuju lokasi pertama ini cukup menyenangkan, mata kita disuguhi hamparan persawahan yang luas. Dari kejauhan tampak gunung – gunung saling menyambung mengingatkan sebuah lagu berjudul “Bandung” dengan lirik cantik yang terkenal “Bandung dilingkung gunung” atau Bandung dikelilingi gunung. Sesampainya dilokasi kita dibuat takjub. Bendungan yang dipenuhi air seolah Bandung punya lautnya sendiri. Ada banyak perahu yang siap sedia melayani kita untuk mengelilingi luasnya waduk Saguling menikmati alam indah Jawa Barat. Bagi anda yang hobi memancing, ayo siapkan jeujeur dan eupan (Stik pancing dan umpannya) ada banyak spot untuk memancing disini!

Citarum Purba
Gua Sanghyang Poek
Jangan hanya puas bermain perahu di Saguling, karena ada tempat selanjutnya yang sangat menakjubkan. Destinasi selanjutnya adalah menjelajahi sungai Citarum Purba! Orang-orang menyebutnya demikian mungkin karena batu-batu besar disana membawa kita serasa menjelajah sungai pada masa purba. Konon disini ada fosil hewan laut juga! Selain Citarum purba, ada juga yang menyebutnya Citarum lama atau juga Citarum mati. Dulunya Citarum memang mengalir ke sini namun setelah dibendung, air dari waduk Saguling itu dialirkan ke dua pipa raksasa yang dari situlah menghasilkan listrik. Air lalu kembali ke Citarum beberapa meter sebelum gua Sanghyang Tikoro. Nah Citarum dari bendungan hingga ke daerah Sanghyang Tikoro ini lah yang disebut Citarum mati karena air dari Citarum tidak mengalir kesini lagi. Tetapi didaerah Rajamandala ini juga terdapat mata air yang airnya mengalir ke citarum mati sehingga sampai saat ini Citarum mati tetap mengalirkan air yang tentunya tetap jernih. Airnya yang bersih dan segar khas mata air pegunungan mengalir di sela bebatuan yang indah seakan mengundang kita untuk menikmatinya, mencuci muka, membasuh tangan atau mandi sekalipun. Kita dibuat seakan tak percaya bahwa kita sedang ada di sungai Citarum! Di Citarum purba ini juga ada gua, Sanghyang poek namanya. Nikmat rasanya melepas lelah di gua Sanghyang Poek setelah menjelajah citarum purba sambil menikmati suasana alam yang jauh dari kebisingan hiruk pikuk kota besar.


Gua Sanghyang Tikoro
Selain Gua Sanghyang Poek ada juga gua Sanghyang Tikoro dan Sanghyang Kenit. Katanya kedua gua ini saling berhubungan. Di Sanghyang Tikoro kita bisa melihat keluarnya air Saguling dari kedua pipa raksasa masuk ke mulut gua. Menurut masyarakat gua Sanghyang Kenit itu tempat keluarnya. Kita juga bisa menjelajah gua Sanghyang Kenit, namun karena lokasinya persis di pinggir sungai Citarum bagi yang ingin mengunjungi gua ini sebaiknya didampingi tour gide disana.  


Aliran Sungai Citarum Desa Cisameng
Naaahhh…. Setelah menikmati Citarum Purba dengan alirannya yang tenang, sekarang saatnya menguji adrenalin kita dengan bermain arung jeram di Sungai Citarum tepatnya di Desa Cisameng. Arusnya itu tuh wuuuhhh…. menantang adrenalin banget, apalagi sungainya lebar. Ini nih yang menjadi keunggulan bermain arung jeram di Citarum dan mungkin ini juga yang ngebuat bule-bule milih Citarum
Source : Youtube/Tempo Video
buat jadi tempat kejuaraan dunia selancar sungai pada 2013 lalu. Pesertanya ada dari Prancis, Kanada, Amerika Serikat, Kostarika, Afika Selatan dan lainya. Arung jeram disini jaraknya lumayan jauh hingga 2,5 KM sampai ke jembatan lama Rajamandala. Masih mau uji adrenalin?? Loncat dari Jembatan lama Rajamandala lewat olahraga Rope  Jumping!



Ikan Nila Bakar
Huaaaaaa….. seharian menjelajah tempat – tempat seru perutnya demo nih udah keroncongann…. Hahaaa… dan kalo ke Saguling jawaban paling tepat adalah nasi liwet sama ikan bakar…. Wuiihhhh……. Mantap boz…. Ini nih yang bikinnya jago banget! Kulitnya dibuat garing tapi dagingnya empuk sangat… beu! Paling mantap disantap panas panas plus dicocol sama sambal kecap. Happy holiday guys! Yupz di Citarum jangan lupa!

Salam Amazing West Java!


6/09/2015

SERUNYA MENJELAJAH CITARUM



Seru apanya?? Sungainya bau, hitam pekat karena limbah juga kotor banyak sampah. Jangankan menjelajah, cuman lewat aja udah ga betah sama baunya yang menyengat. Mandi??? Huaaaa…. Engga deh limbah lengket ke kulit pasti berdampak penyakit. Liat di Majalaya, Dayeuhkolot, Baleendah, Cimahi juga parit-parit berwarna warni kan muaranya ke sungai Citarum. Kadang warna biru, merah, hitam tergantung pabriknya sedang mencelup kain warna apa. Yang sama? Baunya yang menyegat!

Source : http://stat.k.kidsklik.com/
data/photo/2011/04/24/1207181620X310.JPG
Hal itu mumgkin yang juga terlintas dibenak temen temen semua. Mendengar Citarum yang terlintas adalah hal hal mengerikan tadi. Belum lagi banjir yang sering melanda di kawasan Bandung selatan sumber airnya dari Citarum. Ya iyalah Kalo beruntung kamu juga bisa menjumpai sofa, kursi, tempat tidur dan sampah sampah lainnya mengambang di Citarum. Gimana ngga banjir?? Satu lagi hati – hati intimidasi kalo kita mau peduli. Mau ngambil gambar aja siap siap urusan sama preman. Di belakang pabrik pabrik itu ada cctv yang mengintai!

Sungai Citarum dari jaman dulu sampai jaman sekarang memang punya peranan penting. Dulu katanya pas jaman kerajaan, sungai Citarum menjadi salah satu jalur transportasi mengangkut hasil alam. Sumber pengairan? Sampai kini sawah-sawah itu pasti pake air dan pastinya dipakai untuk peternakan, pertanian, perikanan air tawar, dan irigasi. Saat ini? jelas penting untuk meminimalisir biaya produksi dengan membuang limbah langsung kesungai? Juga tempat sampah raksasa kali ya? Hahhaa… dasar tidak bertanggung jawab! Bagi Negara? Sangat penting! Saat ini tingkatannya menjadi objek vital nasioanl dengan dibangunnya waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur. Ko bisa? Yah Tanya aja listrik yang dihasilkan dari ketiganya. Atau liat hasilnya dengan terang benderangnya pulau Jawa dan Bali. Itu sumber airnya dari citarum! Uangnya?! Tarif dasar listrik perasaan naik terus ya?? Hahaaa… nah.. pedulinya Negara?? Pedulinya masyarakat udah diterangin ama Citarum?? Citarum udah jadi sumber pengairan untuk sumber pangan kita sudahkah kita menjaganya?? Citarum bersih airnya kan buat kita juga! Citarum terjaga pabrik-pabrik ga akan rugi tiap taun gara-gara banjir!


Nah berbicara Citarum bersih percaya ngga percaya memang ada! Tempatnya ada di Rajamandala - Kabupaten Bandung Barat. Air bersih dan segar khas mata air pegunungan mengalir di sela sela bebatuan yang indah. Airnya yang jernih mengundang kita untuk menikmatinya, mencuci muka, membasuh tangan atau mandi sekalipun seakan tak percaya kita sedang ada di sungai Citarum. 

Orang biasa menyebutnya Citarum mati. Dulunya citarum mengalir ke sini namun setelah dibendung, air dari waduk Saguling itu dialihkan ke dua pipa raksasa yang dari situlah menghasilkan listrik. Air lalu kembali ke Citarum beberapa meter dari gua Sanghyang Tikoro. Nah Citarum dari bendungan hingga ke deerah Sanghyang Tikoro ini lah yang disebut Citarum mati mungkin karena Citarum tidak mengalir kesini lagi. Tetapi didaerah Rajamandala ini juga terdapat mata air yang mengalir ke citarum mati ini sehingga sampai saat ini Citarum mati tetap mengalirkan air jernih.




Ada juga yang menyebutnya citarum lama ataupun Citarum purba. ya mungkin karena batu batu besar disana membawa kita serasa menjelajah sungai pada masa lampau. Nah selain airnya bersih di Citarum mati juga ada gua, Sanghyang Poek namanya. Menjelajah di sungai citarum seakan menjadi pelajaran maha hebat dari sang pencipta. Air jernih, bebatuan yang besar, gua sanghyang poek yang indah ah…. Ingin rasanya melihat sungai Citarum sebersih ini di semua daerah alirannya. Dari mulai hulu di situ Cisanti sampai hilir di Muara Gembong - Bekasi. Terbayang masyarakat dapat memanfaatkan air bersihnya untuk minum tanpa harus takut terserang berbagai penyakit. Sungai bersih yang dipenuhi ikan, sungai yang bisa menjadi tempat pelepas penat dari aktivitas yang padat. 

Jadi ingat sebuah kejadian di Korea. Saking pengennya punya sungai, jalan layang yang menghabiskan dana tidak sedikit itu dibongkar untuk dijadikan sungai. Di sungai itu Anak-anak dan orang dewasa bisa bermain untuk sekedar melepas penat. Sungai menjadi sangat mahal disana. Nah kita yang sudah punya banyak sungai sudahkah menghargainya? semoga saja muncul kerinduan untuk kembali membuat sungai Citarum kembali bersih. Muncul orang - orang yang peduli lingkungan, para pemilik pabrik yang bertanggung jawab dengan mengolah setiap limbah yang dihasilkan melalui IPAL sebelum air kembali ke sungai dan warga masyarakat yang tidak menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan akhir sampah! SEMOGA... 

ini nih link video jembatan yang dirubuhkan untuk dibuatin sungai di Korea Selatan...
https://www.youtube.com/watch?v=NJkZYCiXRAw