Indahnya alam Indonesia berhias ragam Seni dan Budaya. Selamat Datang di Jawa Barat, mari nikmati Alam, Seni dan Budaya dalam AMAZING WEST JAVA!

5/11/2015

RAJADOGAR


Salah seorang seniman RAJADOGAR 
memperlihatkan bagian kepala yang baru saja diselesaikan 

           Kabupaten Garut merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa Barat. Keberadaannya mempunyai kekhasan tersendiri yang berbeda dengan wilayah lainnya di Jawa Barat. Salah satu kesenian yang kini menjadi icon baru di Kabupaten Garut adalah RAJADOGAR atau Rajanya Domba Garut. Kesenian yang merupakan sebuah inovasi dari seni ketangkasan Laga Domba. Pak Memed merupakan salah satu seniman yang mengembangkannya bersama Lingkung Seni Panca Warna di kawasan Cibatu Kabupaten Garut.


Salah seorang pengunjung mencoba memakai kepala Domba


Salah seorang pengelola memperlihatkan kostum RAJADOGAR

5/10/2015

Kebermanfaatan adalah Kebahagiaan?

Sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya. ungkapan tersebut sangat akrab ditelingaku. sebagian orang bahkan menjadikannya sebagai motto hidup mereka. lalu bagaimana denganku? aku hanya menjadikannya salah satu dari berjuta kata-kata mutiara dalam catatanku. aku tak faham betul tentang apa maksud dari ungkapan ini. begitu spesialkah hingga orang orang menjadikan kalimat itu sebagai prinsip hidupnya? awalnya ku pikir ungkapan ini sama indahnya dengan beribu ungkapan cantik lainnya. namun sebuah peristiwa telah merubah pandangan itu.

Berawal pada februari 2013, Sahabatku Varida Isnaini baru saja menyelesaikan sidang kolokium. Dengan muka lelah setelah sidang dia memintaku untuk membantu proses pembuatan film dokumenter, bidang yang dipilih sebagai Tugas Akhir untuk menyelesaikan studi strata satunya.
"In, Bantuin Napa??" katanya berharap.
Aku tertawa lalu bilang  "siap Ndo.. apa yang bisa di bantu pasti ku Bantu. sok atuh aku bantuin apa?"
Varida lalu memintaku untuk menjadi Kameraman di filmnya dan dia sendiri menjadi sutradara.

Setelah berbagai persiapan selesai, tibalah kita di hari proses pengambilan gambar. kami lalu menjumpai seorang lelaki tua bernama Ricky Baraja salah seorang narasumber yang merupakan pelatih seni liong dan barongsai. Kita lalu berbincang sambil proses pengambilan gambar berlangsung. saat perbincangan, terungkap pak Ricky (sapaan akrabnya) prihatin dengan kondisi anak-anak yang tinggal disekitar lingkungannya. banyak anak yang putus sekolah,  pengangguran dan mengalami kesulitan ekonomi. pak Ricky lantas mengumpulkan anak – anak itu, dan dilatihlah mereka bermain liong dan barongsai hingga akhirnya mereka bisa pentas.

keesokan harinya kami mendatangi anak - anak binaan pak Ricky. kami sungguh terkejut karena ternyata mereka semua adalah anak - anak pribumi yang berbeda etnis dan agama dengan pak Ricky. kami pun mulai berbincang dengan mereka , salah satunya Boni Ahdian seorang pemain barongsai. Banyak pertanyaan yang kami ajukan salah satunya apa saja tantangan dalam bermain liong dan barongsai yang sontak dijawab Boni tantangannya adalah menghadapi berbagai resiko seperti jatuh, terkilir dan lainnya. Boni juga mengeluhkan mereka sering menjadi korban diskriminasi dari orang - orang disekitarnya. beberapa teman Boni bahkan dilarang oleh orang tuanya yang takut kegiatan ini akan merubah keyakinan anak-anak mereka. meski begitu Boni dan para pemin barongsai lainnya ini meyakini bahwa mereka hanya berkesian, tidak pernah mereka mengikuti rangkain kegiatan ibadah yang bukan menjadi keyakinan mereka. Boni juga mengatakan tidak ada aturan yang mengharuskan mereka untuk mengikuti sesuatu yang bukan menjadi keyakinan mereka. Boni justru mengapresiasi pak Ricky yang dalam membimbing mereka selalu mengingatkan anak-anak untuk beribadah sesuai keyakinan masing masing. ketika waktu ibadah tiba pak Ricky malah sering mengingatkan Boni untuk beribadah terlebih dahulu.

selang beberapa hari lantas kembali bertemu pak Ricky dan berbincang mengenai hal ini. pak Ricky membenarkan tentang berbagai rintangan yang dihadapi. bahkan pak Ricky mengatakan tantangan ini bukan hanya datang dari etnis pribumi tapi juga dari etnisnya. namun dengan keteguhan hati yang kuat ingin merubah kehidupan anak anak ini menjadi lebih baik. semua tantangan itu dapat diatasi. ia dapat meyakinkan baik kepada etnisnya maupun etnis pribumi bahwa kegiatan ini murni kegiatan berkesenian.

pak Ricky lantas membawa kami ka sebuah gerobak mie bakso tak jauh dari kediamannya. dengan bangga ia memperkenalkan kami kepada zaenal sang penjual bakso yang tak lain adalah salah satu muridnya yang masih aktif bermain barongsai. Pak Ricky menuturkan dulu zaenal anak putus sekolah, tetapi melalui uang hasil pentas zaenal akhirnya bisa melanjutkan sekolahnya hingga selesai. Kini setelah dewasa, zaenal bisa punya usaha sendiri dan menjadi tulang punggung keluarga.

begitupun anak anak pemain barongsai lain yang kami temui mereka mengaku sangat bahagia. kini mereka punya kegiatan yang positif, seni barongsai dapat menyehatkan badan mereka dan uang dari hasil pementasan dapat mereka pergunakan untuk menabung, membantu orang tua dan membuka
usaha. kami juga sempat terkejut saat berbincang dengan seorang perempuan bernama Ghya.
"Teteh, aku baru sweet seventeen" ujarnya diawal perbincangan.
"ghya, manfaat apa sih dari main barongsai?" kami bertanya.
"Banyak teh" Ghya langsung menjawab.
"ya dapet uang dari pentas, dibeliin susu buat anak. ya kayak gitu" lanjutnya tersenyum.

Kami dapat melihat jelas raut muka bahagia Ghya dengan anak satu tahun di pelukannya, hal yang sama terjadi dengan anak anak yang lainnya. Mereka bahagia dengan kondisi mereka saat ini. Kebahagiaan juga diungkapkan pak Ricky di akhir wawancara. pak Ricky mengatakan bahwa keberhasilan anak-anak didiknya merupakan sebuah kebanggan dan ia bahagia malakukannya.

Dari produksi film dokumenter ini saya mendapatkan sebuah pelajaran luar biasa tentang bahagia. Ketika seseorang mendapat manfaat dari orang lain ia akan merasa bahagia. Dan ketika seseorang memberikan manfaat bagi orang lain ia juga akan bahagia. "kebermanfaatan" menjadi kata kunci dalam pelajaran bahagiaku.

Ketika keberadaanku memberikan manfaat bagi banyak orang, itulah berbagi kebahagiaan.
Ketika Aku selalu ada untuk keluargaku, itulah saat paling Bahagia bersama keluarga
Ketika aku ada bersama sahabat - sahabatku dalam suka maupun duka, itulah saat paling Bahagia bersama sahabat.
Kebermanfaatan itu lah inspirasi kebahagiaan, karena ketika mereka bahagia kitapun bahagia.


Kini aku tau makna dari ungkapan “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya”. dan kini aku tau mengapa ada banyak orang yang menjadikannya prinsip hidup. Karena aku kini memakainya. Karena aku ingin kita semua bahagia.

Bahagia bersama Keluarga

Bahagia bersama Sahabat


5/07/2015

WAJAH JAWA BARAT








Sarjana dan 2 Film Dokumenter

       Wah lama tak posting, kangen juga curat coret di blog kesayangan ini. Sejak terakhir posting hasil bidikanku pada saat pementasan teater Maem Mendut 3 Semangka Pati karya sutradara Sugianti Ariani, kesibukan menyelesaikan studi plus kudu tambal sulam tutup lobang untuk biaya sehari-hari membuat aktivitasku padat merayap seperti kondisi lalu lintas di Kota Bandung hahaaa….
     
BTW sekarang udah sah jadi sarjana…. Yiihaaa…. Alhamdulillah perjuangan menempuh pendidikan di prodi Televisi dan Film STSI Bandung udah selesai. Tapi bukan berarti proses belajarnya udahan. Justru ini awal menempuh kehidupan di masyarakat, mempertanggung jawabkan segenap ilmu yang didapat untuk sebesar besar maslahat bagi umat… jiaahh… udah kaya pendakwah aja.. hehee… dan disini proses belajar berlanjut.. belajar membaca kondisi dan situasi, belajar memahami dan banyak lagi belajar belajar dan belajar. Dan terima kasih berat buat temen-temen yang udah support selama ini, juga buat para pembimbing, buat para dosen buat orang tuaku juga. Kalian semua luar biasa dan kalian semua berjiwa pahlawan hahaa…..

Saya ingin berbagi dua buah film dokumenter yang bisa diselesaikan. Pertama film berjudul ”Igel Jaipongan”, film karya sutradara penulis sendiri. Berawal saat mencari video referensi tentang tari Jaipongan dan berhasil mendapatkan berbagai video tarian ini baik dari media internet ataupun dari masyarakat. Namun setelah diamati sangat disayangkan berbagai video yang ada ini hanya berupa dokumentasi biasa. Beberapa diantaranya direkam dengan menggunakan kamera ponsel yang tentu saja kualitasnya rendah. Video dokumentasi lainnya yang ditemukan hanya dari satu sudut pengambilan gambar yang tentunya ngebuat jenuh bagi penontonnya. Ada juga beberapa video yang menggunakan 3 kamera dengan 3 sudut pengambilan gambar yang berbeda namun penggarapannya belum maksimal. Dari sini saya tertantang untuk dapat mengemas tarian Jaipongan ini sebaik mungkin diantaranya dengan melakukan berbagai eksplorasi sudut-sudut pengambilan gambar serta pengambilan detil berbagai gerakan dari tarian Jaipongan ini. Awalnya sih berharap  dengan pengemasan yang lebih menarik dan atraktif dapat menumbuhkan kembali ketertarikan para penonton akan tari Jaipongan.

Tapi ternyata setelah ditelusuri ternyata tarian Jaipongan ini sarat akan nilai, jauh berbeda dengan tari dengan “Goyangan - Goyangan” yang akhir-akhir ini merebak di masyarakat. Tari Jaipongan yang bersumber dari kearifan lokal punya segudang nilai didalamnya. Nilai etik dan estetik  yang membedakan Jaipongan dengan berbagai tari “goyangan” yang hanya untuk hiburan semata dan bahkan beberapa diantaranya dikecam  komisi penyiaran Indonesia. Beda banget dengan  tari Jaipongan yang karena  nilai - nilai yang dikandungnya menjadikan Jaipongan sebagai identitas bangsa Indonesia dari daerah Jawa Barat dalam misi - misi ke luar negeri. Bahkan Jaipongan kini masuk dunia pendidikan yakni dijadikan bahan ajar di berbagai sekolah utamanya di Jawa Barat. Kebermanfaatan tari Jaipongan sebagai sebuah karya seni dari salah satu seniman Sunda yakni Gugum Gumbira Tirasondjaya sudah sepatutnyalah menjadi contoh bagaimana kita berkarya.

Yang satunya lagi nih. film dokumenter yang dibuat non narasi judulnya“Merayakan Do’a” yang di sutradaraa sahabatku Moch. Yoga. Film ini memperlihatkan keberagaman berbagai ritual yang dilakukan setiap umat beragama di Indonesia dalam menyambut Hari Rayanya masing masing. Dengan mengetaui berbagai ritual agama tersebut diharapkan umat beragama yang satu dan lainnya bisa saling menghormati dan menghargai. Dengan toleransi antar umat beragama maka kokohlah negeri Bhineka Tunggal Ika!