Indahnya alam Indonesia berhias ragam Seni dan Budaya. Selamat Datang di Jawa Barat, mari nikmati Alam, Seni dan Budaya dalam AMAZING WEST JAVA!

5/07/2015

Sarjana dan 2 Film Dokumenter

       Wah lama tak posting, kangen juga curat coret di blog kesayangan ini. Sejak terakhir posting hasil bidikanku pada saat pementasan teater Maem Mendut 3 Semangka Pati karya sutradara Sugianti Ariani, kesibukan menyelesaikan studi plus kudu tambal sulam tutup lobang untuk biaya sehari-hari membuat aktivitasku padat merayap seperti kondisi lalu lintas di Kota Bandung hahaaa….
     
BTW sekarang udah sah jadi sarjana…. Yiihaaa…. Alhamdulillah perjuangan menempuh pendidikan di prodi Televisi dan Film STSI Bandung udah selesai. Tapi bukan berarti proses belajarnya udahan. Justru ini awal menempuh kehidupan di masyarakat, mempertanggung jawabkan segenap ilmu yang didapat untuk sebesar besar maslahat bagi umat… jiaahh… udah kaya pendakwah aja.. hehee… dan disini proses belajar berlanjut.. belajar membaca kondisi dan situasi, belajar memahami dan banyak lagi belajar belajar dan belajar. Dan terima kasih berat buat temen-temen yang udah support selama ini, juga buat para pembimbing, buat para dosen buat orang tuaku juga. Kalian semua luar biasa dan kalian semua berjiwa pahlawan hahaa…..

Saya ingin berbagi dua buah film dokumenter yang bisa diselesaikan. Pertama film berjudul ”Igel Jaipongan”, film karya sutradara penulis sendiri. Berawal saat mencari video referensi tentang tari Jaipongan dan berhasil mendapatkan berbagai video tarian ini baik dari media internet ataupun dari masyarakat. Namun setelah diamati sangat disayangkan berbagai video yang ada ini hanya berupa dokumentasi biasa. Beberapa diantaranya direkam dengan menggunakan kamera ponsel yang tentu saja kualitasnya rendah. Video dokumentasi lainnya yang ditemukan hanya dari satu sudut pengambilan gambar yang tentunya ngebuat jenuh bagi penontonnya. Ada juga beberapa video yang menggunakan 3 kamera dengan 3 sudut pengambilan gambar yang berbeda namun penggarapannya belum maksimal. Dari sini saya tertantang untuk dapat mengemas tarian Jaipongan ini sebaik mungkin diantaranya dengan melakukan berbagai eksplorasi sudut-sudut pengambilan gambar serta pengambilan detil berbagai gerakan dari tarian Jaipongan ini. Awalnya sih berharap  dengan pengemasan yang lebih menarik dan atraktif dapat menumbuhkan kembali ketertarikan para penonton akan tari Jaipongan.

Tapi ternyata setelah ditelusuri ternyata tarian Jaipongan ini sarat akan nilai, jauh berbeda dengan tari dengan “Goyangan - Goyangan” yang akhir-akhir ini merebak di masyarakat. Tari Jaipongan yang bersumber dari kearifan lokal punya segudang nilai didalamnya. Nilai etik dan estetik  yang membedakan Jaipongan dengan berbagai tari “goyangan” yang hanya untuk hiburan semata dan bahkan beberapa diantaranya dikecam  komisi penyiaran Indonesia. Beda banget dengan  tari Jaipongan yang karena  nilai - nilai yang dikandungnya menjadikan Jaipongan sebagai identitas bangsa Indonesia dari daerah Jawa Barat dalam misi - misi ke luar negeri. Bahkan Jaipongan kini masuk dunia pendidikan yakni dijadikan bahan ajar di berbagai sekolah utamanya di Jawa Barat. Kebermanfaatan tari Jaipongan sebagai sebuah karya seni dari salah satu seniman Sunda yakni Gugum Gumbira Tirasondjaya sudah sepatutnyalah menjadi contoh bagaimana kita berkarya.

Yang satunya lagi nih. film dokumenter yang dibuat non narasi judulnya“Merayakan Do’a” yang di sutradaraa sahabatku Moch. Yoga. Film ini memperlihatkan keberagaman berbagai ritual yang dilakukan setiap umat beragama di Indonesia dalam menyambut Hari Rayanya masing masing. Dengan mengetaui berbagai ritual agama tersebut diharapkan umat beragama yang satu dan lainnya bisa saling menghormati dan menghargai. Dengan toleransi antar umat beragama maka kokohlah negeri Bhineka Tunggal Ika!


No comments: