Indahnya alam Indonesia berhias ragam Seni dan Budaya. Selamat Datang di Jawa Barat, mari nikmati Alam, Seni dan Budaya dalam AMAZING WEST JAVA!

8/06/2015

Ini Yang Harus Diperhatikan Seorang Kameraman Saat Proses Produksi


Catatanku kali ini tentang dramaturgi penataan kamera yakni pengambilan gambar dalam penciptaan karya film. Secara umum pengambilan gambar dalam penciptaan karya film dapat dianggap sebagai suatu kerja mematerialisasikan realita yang ingin difilmkan kedalam material perekam tahap awal karena masih akan diolah dalam pasca produksi / proses editing.  Hal ini identik dengan bercerita melalui tataan – tataan gambar tentang realita cerita yang ingin ditampilkan penulis scenario dan terutama sutradara.
Fungsi dari pengambilan gambar dalam berbagai kerja perepresentasian adalah agar realita yang ingin di filmkan dapat direkam kedalam material perekam seperti pita seluloid atau perekam elektronis lainnya sehingga tersedia gambar – gambar hasil perekaman yang selanjutnya dapat diolah dalam proses editing sebagai kerja terakhir proses penciptaan karya film.
Beberapa kerja yang paling utama yang dilakukan kameraman dalam produksi film diantaranya :
1. Pemahaman tentang realita – realita gambar yang akan direkam dalam konteks cerita yang diinginkan penulis skenario dan terutama sutradara.
2. Pemilihan dan penetapan makna – makna yang akan ditampilkan.
3. Pemahaman tentang bentuk dasar film yang akan diciptakan dalam hubungannya dengan keinginan sutradara dan teknik editing yang akan diterapkan.
4. Pemilihan dan penetapan atmosfer – atmosfer film yang ingin ditampilkan.
5. Pemilihan dan penetapan sudut pengambilan gambar / angle camera yang akan diterapkan dalam setiap pengambilan gambar.
5. Pemilihan dan penetapan jenis – jenis ukuran gambar / shot size yang akan dilakukan dalam setiap pengambilan gambar.
6. Persiapan berbagai perlengkapan yang diperlukan.
7. Pengoperasian berbagai pengambilan gambar dalam proses pengambilan gambar.

Secara teknikal, aspek – aspek pengambilan gambar dalam pembuatan karya – karya film adalah aspek – aspek yang meliputi :
1. Aspek penentuan sudut – sudut pengambilan gambar / angle camera untuk setiap pengambilan gambar.
2. Aspek penentuan jenis ukuran gambar / shot size yang akan diterapkan ketika proses pengambilan gambar.
3. Aspek pengambilan gambar dengan memperhatikan tata letak / komposisi gambar.

Ketiga aspek teknikal tersebut tentunya tidak dilakukan secara sembarang, namun akan dipertimbangkan yang terbaik dengan memperhatikan aspek kontekstual yakni :
Aspek ketepatan untuk memunculkan suasana atau atmosfer tertentu dalam gambar tentunya sesuai tuntutan scenario.
1. Aspek ketepatan dalam memunculkan kisah dan detil pendukungnya dalam gambar.
2. Aspek ketepatan dalam menampilkan makna – makna tersembunyi tentu dalam gambar yang diambil.
3. Aspek ketepatan dalam menyediakan shot – shot yang lebih variatif untuk kepentingan pengeditan gambar.

Jadi secara umum pengambilan gambar yang baik dalam sebuah pembuatan karya film adalah pengambilan gambar yang sanggup menyodorkan / menampilkan realita dramatik film yang estetis dan komunikatif yakni merepresentasikan secara tepat dan kreatif berdasarkan realita yang ingin direpresentasikan oleh penulis skenario dan sutradara yang tentunya kaya akan kesan dan makna yang sulit untuk dilupakan.
Teguh karya, Sutradara kenamaan Indonesia pernah berujar “Don’t tell me but show me”. Ya film adalah bahasa gambar sehingga apa yang ingin disampaikan seorang sineas, tunjukanlah melalui gambar yang baik tentunya.

No comments: