Sebuah batasan yang berada di level tinggi. Mungkin itulah kata – kata yang tepat dalam menggambarkan film berjudul “Pahare” karya sutradara Juwita Sari dalam perjalanan program studi Televisi dan Film STSI Bandung. Alasannya jelas, dari sebelas film dokumenter Ujian Akhir angkatan pertama program studi Televisi dan Film yang telah usai dihelat, film “Pahare” masuk nominator Festival Film Indonesia 2013 kategori film dokumenter pendek. Sebuah capaian luar biasa ditengah berbagai keterbatasan.
Tidak bermaksud mengecilkan film yang lain karena setiap film punya target audience tersendiri. Seperti halnya film ”Teratai Mekar di Batujaya” dan “Nagara Siang Padang” yang lebih kepada film dokumenter Sains. Kedua film tersebut mengangkat Benda Cagar Budaya sebagai objek utamanya ini jelas tidak masuk dalam kriteria FFI yang lebih kepada mengangkat harkat dan martabat manusia. Tetapi sudah selayaknya lah kita menjadikan film “Pahare” ini sebagai pijakan awal, sebuah contoh batasan minimal untuk mahasiswa selanjutnya dalam berkarya. Ini tentunya untuk memicu peningkatkan kualitas para sineas khususnya lulusan dari Prodi TV & Film STSI Bandung.
Pekerjaan Rumah yang besar bagi mahasiswa dan tentunya staff pengajar prodi TV & Film untuk terus berupaya dengan berbagai cara meningkatkan kualitas karya yang dilahirkan. Tidak untuk meniru film “Pahare” tetapi melihat lebih dalam berbagai hal yang ditawarkan serta menjadi identitas yang khas dari film ini.
Tantangan lebih besar adalah ketika film “Pahare” masuk nominasi FFI yang mana merupakan level tertinggi Festival Film di negeri ini. Eksistensi diajang tersebut apalagi bisa memenanginya bisa menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan pendidikan di program studi TV dan Film STSI Bandung. Bila dibandingkan dengan angkatan 2009 yang penuh keterbatasan, rasanya tidak sulit bagi mahasiswa angkatan selanjutnya untuk melakukan itu apalagi Prodi TV & Film saat ini terus berbenah dari mulai kurikulum hingga peralatan yang terus dilengkapi. Jangan menjadi beban berat, malah sebaliknya harus menjadi motivasi siapa tau besok lusa film hasil karya mahasiswa Prodi TV & Film bahkan bisa masuk di Festival Film Internasional, mengembalikan Bandung sebagai tonggak perfilman nasional.
Indahnya alam Indonesia berhias ragam Seni dan Budaya. Selamat Datang di Jawa Barat, mari nikmati Alam, Seni dan Budaya dalam AMAZING WEST JAVA!
11/30/2013
LULUS DIWAKTU YANG TEPAT
Lulus tepat waktu dan bermutu itulah kalimat yang terlontar dari dosen waliku Bapak Arthur S. Nalan untuk memacu kami. Sebuah kalimat dengan target capaian yang luar biasa yakni selain menyelesaikan perkuliahan tepat waktu juga harus menyerap ilmu sebaik – baiknya agar menjadi manusia yang unggul dibidang yang kami tekuni. Program Studi Televisi dan Film itu yang saya pilih bersama kedua temanku. Minat kami memang sama, maklum kami memiliki latar pendidikan dibidang itu sebelumnya.
Diawal masa perkuliahan kalimat “Lulus tepat waktu dan bermutu” selalu mengiringi kami. Hasilnya nilai yang baguspun dapat kami genggam. Nilai yang merupakan buah kerja keras dari kedisiplinan, ketekunan dan kualitas yang dapat kami buktikan. Bila kita menarik kata tepat waktu, jelas diperlukan kedisiplinan yang tinggi. Apalagi kami harus membagi kuliah dengan berpeluh keringat mencari biaya untuk menyambung hidup juga tentu untuk memenuhi administrasi perkuliahan agar tetap berjalan. Dengan seabreg tugas dari kampus juga memenuhi kewajiban menyelesaikan pekerjaan di kantor, selain disiplin tentunya kami harus tekun. Terbengkalainya suatu pekerjaan maka akan mempengaruhi pekerjaan lainnya.
Management yang baik menjadi kunci suksesnya. Management bukan melulu tentang mangatur uang dan waktu, tetapi bahkan harus mengatur sikap, pemikiran, ide – ide, tenaga dan lainnya. Management harus melingkupi semua hal, bahkan mengeluarkan ide gilapun ada waktunya. Itulah mendisiplinkan diri jika kita ingin sukses secara waktu. Itulah ternyata poin yang tidak saya penuhi.
Kedua temanku akhirnya sukses menyelesaikan perkuliahan dengan hasil maksimal. Slogan “Lulus tepat waktu dan bermutu” sukses mereka jalankan. Ini dibuktikan saat wisuda mereka meraih hasil memuaskan dan masuk dalam jajaran lulusan terbaik. Bahkan karya film yang merupakan tugas akhir salah satu diantaranya berhasil masuk nominator festival film terkemuka di negeri ini.
Lalu gagalkah saya? Untuk lulus tepat waktu saya gagal. Saya gagal memanage waktu, kemampuan, finansial dan sikap. Itu salah satu ujian saya untuk mendapatkan “mutu” tadi. Manusia yang berkualitas bukan hanya memiliki kemampuan dalam suatu bidang keahlian saja. Bukan hanya skill yang harus dimiliki tetapi juga soft skill. Orang tua ku selalu bilang “Jang naon pinter ari keur minteran batur mah”. Apalah artinya seseorang yang mahir disuatu bidang keahlian namun malah dipakai untuk membodohi orang lain. Saya harus belajar dari kegagalan, mengintrospeksi diri dan bangkit demi keberhasilan. Saya percaya dibalik ini semua ada rencana lain dari Tuhan. Mungkin saya harus lebih lama tinggal disini karena ada ilmu yang belum didapat atau bahkan mungkin karena akan dipertemukan dengan jodoh saya? Hahaha. Mungkin Tuhan tidak menghendaki saya lulus tepat waktu tetapi lulus diwaktu yang tepat!
Diawal masa perkuliahan kalimat “Lulus tepat waktu dan bermutu” selalu mengiringi kami. Hasilnya nilai yang baguspun dapat kami genggam. Nilai yang merupakan buah kerja keras dari kedisiplinan, ketekunan dan kualitas yang dapat kami buktikan. Bila kita menarik kata tepat waktu, jelas diperlukan kedisiplinan yang tinggi. Apalagi kami harus membagi kuliah dengan berpeluh keringat mencari biaya untuk menyambung hidup juga tentu untuk memenuhi administrasi perkuliahan agar tetap berjalan. Dengan seabreg tugas dari kampus juga memenuhi kewajiban menyelesaikan pekerjaan di kantor, selain disiplin tentunya kami harus tekun. Terbengkalainya suatu pekerjaan maka akan mempengaruhi pekerjaan lainnya.
Management yang baik menjadi kunci suksesnya. Management bukan melulu tentang mangatur uang dan waktu, tetapi bahkan harus mengatur sikap, pemikiran, ide – ide, tenaga dan lainnya. Management harus melingkupi semua hal, bahkan mengeluarkan ide gilapun ada waktunya. Itulah mendisiplinkan diri jika kita ingin sukses secara waktu. Itulah ternyata poin yang tidak saya penuhi.
Kedua temanku akhirnya sukses menyelesaikan perkuliahan dengan hasil maksimal. Slogan “Lulus tepat waktu dan bermutu” sukses mereka jalankan. Ini dibuktikan saat wisuda mereka meraih hasil memuaskan dan masuk dalam jajaran lulusan terbaik. Bahkan karya film yang merupakan tugas akhir salah satu diantaranya berhasil masuk nominator festival film terkemuka di negeri ini.
Lalu gagalkah saya? Untuk lulus tepat waktu saya gagal. Saya gagal memanage waktu, kemampuan, finansial dan sikap. Itu salah satu ujian saya untuk mendapatkan “mutu” tadi. Manusia yang berkualitas bukan hanya memiliki kemampuan dalam suatu bidang keahlian saja. Bukan hanya skill yang harus dimiliki tetapi juga soft skill. Orang tua ku selalu bilang “Jang naon pinter ari keur minteran batur mah”. Apalah artinya seseorang yang mahir disuatu bidang keahlian namun malah dipakai untuk membodohi orang lain. Saya harus belajar dari kegagalan, mengintrospeksi diri dan bangkit demi keberhasilan. Saya percaya dibalik ini semua ada rencana lain dari Tuhan. Mungkin saya harus lebih lama tinggal disini karena ada ilmu yang belum didapat atau bahkan mungkin karena akan dipertemukan dengan jodoh saya? Hahaha. Mungkin Tuhan tidak menghendaki saya lulus tepat waktu tetapi lulus diwaktu yang tepat!
9/09/2013
KONTEN VS KONSEP, YANG MANA??!!
Nonton Film Dokumenter |
Hari itu saya
mengikuti kegiatan BSM yang merupakan singkatan dari Bimbingan Studi Mahasiswa.
Tahun 2013 ini BSM Prodi Televisi dan Film dilaksanakan di wilayah Ciwidey,
Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Disini rekan – rekan panitia membuat konsep yang
menarik yakni pengenalan tentang proses pembuatan film dokumenter. Selain
merupakan goal dari setiap mahasiswa
yang menempuh studi disini, dokumenter juga menarik karena membeberkan fakta
yang ada sehingga dapat memperluas wawasan serta menambah pengetahuan penontonnya.
Tantangannya adalah mengemas dokumenter yang dibuat sekreatif mungkin sehingga
penonton dapat menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh sineas dokumenter
dengan antusias. Yah terkadang dokumenter dihadirkan apa adanya dengan maksud
memperlihatkan fakta yang sebenarnya, namun terkadang ‘apa adanya’ inilah yang
membuat tayangan dokumenter membosankan. Padahal dengan sentuhan kreatif
yakinlah tayangan dokumenter ini bisa sangat menarik dengan tidak menghilangkan
fakta yang ada.
Kelemahan
biasanya adalah pada konsep, terkadang para pembuat dokumenter terlalu fokus
pada konten atau isi yang ingin disampaikan, sedangkan bagaimana cara penyampaian
isi ini terkadang dikesampingkan. Yupz terkadang pengemasan selalu dikesampingkan
dalam dokumenter. Hasilnya acap kali jenuh dan bosan adalah kata yang sering
terucap dari setiap tayangan Dokumenter. Saya selalu ingat saat dosen
penyutradaraan yakni Bapak Hernawan SSA mengucapkan kembali perkataan Teguh
Karya yakni “Don’t tell me but show me”. Sebagai sineas kita dituntut juga untuk bisa menggambarkan sesuatu. Ini film
bung, bukan ceramah, bukan talkshow, bukan pula siaran radio, mungkin inilah jawabannya,
gambar juga bisa berbicara!
Untuk
menghadirkan tayangan yang bermutu dan juga menarik, tayangan mendidik yang
asik serta tayangan berwawasan yang juga berkesan haruslah ada perpaduan yang
ciamik dari konten atau isi film yang dihadirkan dengan cara penyampaian/
konsep pengemasannya. Keduanya tentu harus digarap sebaik mungkin sejak dari tahapan
awal yakni tahapan pra produksi. Lantas bagaimana tahapannya?!
C O
M I N
G S
O O N
Nb:
Tulisan ini bukan untuk menggurui tetapi hanya mencoba berbagi dari apa yang sedang saya pelajari. Mari belajar bersama, berbagi dan sharing bila kawan – kawan telah menemukan sesuatu yang ideal dari film dokumenter. Tulisan ini menunjukan baru sampai tahapan inilah saya berjalan, belajar dan mempelajari dokumenter. Inilah isi dari otak saya sementara ini tentang dokumenter.
Tulisan ini bukan untuk menggurui tetapi hanya mencoba berbagi dari apa yang sedang saya pelajari. Mari belajar bersama, berbagi dan sharing bila kawan – kawan telah menemukan sesuatu yang ideal dari film dokumenter. Tulisan ini menunjukan baru sampai tahapan inilah saya berjalan, belajar dan mempelajari dokumenter. Inilah isi dari otak saya sementara ini tentang dokumenter.
9/08/2013
(BELAJAR DARI ALAM) Curug Malela : Hidup adalah perjuangan, perjuangan untuk kembali...
September datang!!! udah banyak aja yang pengen ditulis, secara kemaren agustus ga sempet curat-coret di blog ini,, banyak banget yang pengen di tulis dari mulai berpetualang ke Serang - Prov. Banten menemui salah seorang dalang disana, terus pas ngikutin kegiatan BSM alam, mahasiswa prodi TV dan Film, udah gatel aja nih tangan,.. tapi kayanya harus sabar dulu, kita refresh sejenak dengan cerita yang baru saja dialami, jalan - jalan ke Curug Malela...,,,
Tak mudah untuk mencapai lokasi yang ada di Kec. Rongga Kabupaten Bandung Barat ini. Dari kota Bandung kita berjalan menuju Cililin yang mungkin teman - teman sudah tidak asing lagi dengan Wajit dan waduk Sagulingnya. Dari Cililin kita menempuh jarak sekira 36 KM menuju Gunung Halu dengan kondisi jalan yang bervariasi, namun masih layak dilewati hanya saja di beberapa bagian tetap harus waspada dengan lubang jalan. Belum lagi jalan sempit dengan beberapa mobil besar melintas so kerja keras kita.
Nah, setelah sampai di Gunung Halu, kita berlanjut ke Buni Jaya nanti kita akan mendapati jalan ke Curug Malela yang udah masuk kec. Rongga. Ga sulit juga koq, plang jalan disana cukup jelas,. bahkan pas di Buni Jaya hati senang melihat plang bertuliskan Curug Malela 10 KM,. kalau dengan kecepatan 40 KM/jam aja palingan 15 menitan juga nyampe,. tapi ternyata oh ternyata perjuangan baru dimulai kawan., kita akan mendapati jalan yang rusak berat,. belum lagi berbatu, kalau ujan tanah gunung itu sangat licin,. tracknya naik turun,. wadawww.... sempet nyeletuk juga ""jaraknya cuma 10 kilo sih tapi kalo motor cuman bisa dijalanin paling kenceng 5 KM/jam berarti 2 jam lagi donk,. dan ternyata iah banget sodara,.. dari hati yang gembira perhitungan 15 menit jadi 2 jam, 8 kali lipat!
Tapi semua terbayar ketika kita sampai di lokasi. Curug Malela , lukisan alam yang indah ini menyapa kami, benar kata orang bilang, disini bagai niagara yg ada di benua amerika sana, airnya jernih, kita bisa berenang, berfoto, manjat - manjat batu yang segede gaban, saat menuju lokasi pemandangan alamnya begitu indah,. ada terasering padi yang memukau,.ada juga jajaran barisan pegunungan yang indah disandingkan mega disenja mentari,.. luar biasa.!!
Sayang pemerintah tidak serius dengan potensi yang ada, padahal apabila dikelola dengan baik, wisata ke curug Malela ini sangat menjanjikan,. udara sejuk, alam yang indah, air yang bersih,. menjadi daya tarik hebat untuk wisatawan,. saat menuju lokasi disiang hari jalan rusak no problem, kita dipalingkan dengan berbagai pemandangan alam yang eksotik, namun saat malam datang, ketika jalanan rusak dan suasana kiri kanan gelap, bagaimana kira - kira perasaan anda???
Bagai hidup, dunia adalah keindahan sementara, banyak rintangan dan tantangan, hadapi dan nikmati kita akan mendapati keindahannya.., namun jangan terlena dengan keindahan itu karena kita harus pulang dengan perjuangan yang sama....
Oleh : Solihin Ahmed Sinichi
Oleh : Solihin Ahmed Sinichi
7/28/2013
DAFTAR ISTILAH AUDIO (2)
Seperti yang dibicarakan pada daftar istilah audio jilid 1, Film merupakan media audio video yang tentunya peranan audio tidak kalah penting dari videonya. Audio yang digarap dengan baik dan dikawinkan dengan gambar akan menimbulkan karya audio video yang luar biasa serta film akan mengena kepada penontonnya.
Begitupun dalam penggarapan film dokumenter. Audio sangat penting untuk memberikan informasi kepada penontonnya. Baik informasi dari narasi, wawancara, ataupun audio ilustrasi musik untuk memperkuat suasana. Berikut daftar beberapa istilah audio:
Omni Directional
Microphone yang dapat menerima suara dari semua arah
Output
Keluaran
Pasca Produksi
Tahap penyelesaian yaitu kegiatan finalisasi sebuah produksi
Polar Pattern
Pola arah penerimaan suara dari suatu microphone.
Pra Produksi
Tahap perencanaan untuk menghasilkan sebuah program atau hasil karya sebelum proses produksi
berlangsung
Produksi
Tahap melakukan produksi atau pelaksanaan dari sebuah acara
Ribbon
Jenis microphone
yang bekerja menggunakan ribbon foil metal
Sensitivity
Besar kecilnya energy listrik yang dihasilkan oleh microphone akibat energy suara
yang mengenai membran microphone
Shotgun
Jenis microphone yang yang paling terarah. Berbentuk stik dengan sensitivitas yang tinggi
Stereo
Penempatan data dalam 2 discrete
channel
Super Cardioid
Bagian dari Uni Directional mempunyai
pola penerimaan suara satu arah yang lebih sempit lagi dari
pola sub cardioid
Sub Cardioid
Bagian dari Uni Directional mempunyai
pola penerimaan suara satu arah yang lebih sempit lagi dari
pola cardioid
Uni Directional
Microphone yang menerima suara hanya
dari satu arah saja
Wired
microphone
Microphone yang menggunakan koneksi kabel
Wirelless microphone
Microphone nirkabel yakni microphone
yang koneksinya tidak menggunakan
kabel. Mentransmisikan sinyalnya menggunakan pemancar radio FM
kecil yang terhubung kepada receivernya
dalam satu sound system
VTRVideo Tape Recorder yaitu alat yang berfungsi sebagai player dan atau recorder dari DV
Cam
7/26/2013
DAFTAR ISTILAH AUDIO (1)
Film merupakan media audio video yang tentunya peranan audio tidak kalah penting dari videonya. Audio yang digarap dengan baik dan dikawinkan dengan gambar akan menimbulkan karya audio video yang luar biasa serta film akan mengena kepada penontonnya.
Begitupun dalam penggarapan film dokumenter. Audio sangat penting untuk memberikan informasi kepada penontonnya. Baik informasi dari narasi, wawancara, ataupun audio ilustrasi musik untuk memperkuat suasana. Berikut daftar beberapa istilah audio:
Audio Mixer
Suatu alat yang berfungsi sebagai penguat dan penyeimbang dari beberapa sumber suara, menjadi satu
keluaran (output) yang memenuhi kriteria untuk menjadi masukan
(input) pada alat perekam.
Atmosfer
Suara yang diambil untuk menerangkan
suasana keadaan sekitar dari suatu objek.
Bi Directional
Microphone yang mencegah suara dari samping, tapi sangat peka pada arah depan dan belakang.
Bit
Unit paling dasar yang digunakan ddalam
sistem digital dari tingkat suara
Broadcast
Mixer yang ada di broadcast room yang memusatkan perhatiannya pada kualitas audio yang
akan direkam atau ditayangkan secara live on air.
Cardioid
Bagian dari Uni Directional, mempunyai
pola penerimaan suara satu arah.
Clipping
Sesuatu yang terjadi sewaktu amplitude suara melewati ambang batasmaksimum. Umumnya suara menjadi pecah.
Clip On
Jenis microphone yang bentuknya kecil, dengan posisi pemakaian mic dipasangkan pada baju atau
kostum pengisi acara. Bisa dengan cara dijepitkan ataupun dengan cara ditempel.
Condencer
Jenis microphone
yang menggunakan cara kerja dengan condensator.
Compressor
Alat yang digunakan untuk mengatur dynamic range suara.
Decibel
Suatu unit untuk menunjukan keras lemahnya suara.
Diapragm
Komponen inti microphone yang
bekerja pada tekanan kelajuan gelombang bunyi.
D.I. Box
Alat yang berfungsi sebagai pendorong alat musik
sebelum masuk ke mixer audio
DV Cam
Kaset yang dipakai oleh VTR.
Dynamic
Jenis microphone mempunyai diaphragm yang kecil menggunakan prinsip kerja induksi.
Equalizer
Alat untuk menentukan dan mengontrol suara – suara, warna suara maupun untuk balancing
Feedback
Suara mendengung akibat suara yang dihasilkan masuk kembali
ke sumber suara yang menghasilkan suara tersebut.
FOH
Front Of House yaitu mixer yang ada di depan
panggung yang memusatkan perhatiannya pada kualitas audio
yang didengar oleh penonton.
Hand Microphone
Yaitu microphone yang digunakan oleh pengisi acara dengan cara dipegang oleh tangan.
Hertz
Suatu unit ukuran untuk frekuensi atau
cycles per second.
Hypercardioid
Bagian dari Uni Directional mempunyai pola penerimaan suara satu arah yang lebih sempit lagi dari
pola super cardioid.
Input
Masukan.
Microphone
Suatu alat yang mengubah
energi suara kepada energi listrik.
Monitor
Mixer yang ada dibelakang atau
disamping panggung yang konsentrasinya adalah untuk melayani
pembagian suara dan balancing monitor diatas panggung.
Multi effect processor
Alat yang dipergunakan untuk memberikan effect – effect pada suara.
Off – Mike
Perubahan jarak antara microphone yang
digunakan dengan sumber suara sehingga sudut
penerimaan tidak tepat, suara yang dihasilkanpun menurun levelnya.
7/09/2013
PAHARE
“Pahare” berasal dari bahasa Sunda kuno yang berarti “pare”
atau padi yang merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat
Indonesia. Mereka menanam padi di sawah ataupun di ladang (huma). Tanah
subur Indonesia memudahkan petani untuk menanam padi atau bahan makanan lain
untuk kelangsungan hidupnya. Masyarakat
secara turun-temurun mempercayai bahwa padi merupakan tubuh Sang Hyang Sri
Rumbyang Jati/Dewi Sri/Nyi Pohaci. Dialah yang memberi kesuburan kepada padi
yang ditanam petani. Jakob Sumardjo (2009: 280) menyatakan bahwa Nyi
Pohaci atau para Pohaci adalah balad (teman) Sunan Ambu yang diutus
untuk membantu kepentingan manusia Sunda. Kepentingan tersebut seperti menanam
padi, membangun perkampungan, pernikahan, sampai kepada
melahirkan. Masyarakat adat memperlakukan padi layaknya seseorang yang
suci. Setelah padi dipanen, kemudian diikat dan dimasukkan ke dalam leuit dengan posisi tidur atau terbaring. Hal
tersebut menunjukkan kepercayaan bahwa Nyi Pohaci sedang bertapa. Padi jugalah
yang menjadi bahan dasar Tumpeng, simbol gunung yang bermakna axis mundi penghubung dualisme langit dan bumi, yakni
simbol paradoks kosmik itu sendiri (penghubung dunia atas dan dunia bawah).
Maksud penghubung di sini yakni guna menciptakan harmonisasi di dunia tengah,
tempat manusia berada. Tumpeng sebagai bentuk rasa syukur manusia
terhadap alamnya yang kompleks, di mana simbol-simbol yang terdapat dalam
tumpeng menunjukkan keterikatan dan penghubung manusia dengan Tuhannya,
sehingga sebuah keselarasan hidup tercipta di dalamnya. Tumpeng memiliki
nilai-nilai kehidupan luhur mengenai manusia dengan dunia sosialnya, manusia
dengan alam yang didiaminya, juga manusia dengan Tuhannya. Tumpeng juga menjadi
sebuah bukti bahwa kebudayaan leluhur masih berkembang di masyarakat.
TUMPENG
Tumpeng saat ini makin lekat dalam kehidupan
masyarakat. Sajian sederhana berbentuk kerucut berwarna kuning atau putih
dengan beragam makanan pengiringnya ini telah sejak lama digunakan sebagai
sajian wajib yang ada dalam berbagai acara yang mengundang banyak orang dari mulai syukuran ulang tahun, acara selamatan, peresmian sesuatu, sampai pada adat istiadat luhur yang diwujudkan dalam ritual upacara adat.
Seiring berjalannya waktu masyarakat khususnya diperkotaan belum banyak mengetahui tentang apa yang
mereka makan itu memiliki makna tersendiri. Bahan makanan yang diolah sedemikian
rupa dalam balutan tampilan menarik merupakan persembahan manusia yang berasal dari alam yang diciptakan Tuhan untuk kelangsungan hidup manusia. Maka
dari itu, erat kaitannya antara alam, manusia dan Tuhan.
Keterkaitan antara ketiga unsur utama dalam
kehidupan atau kosmologi manusia yakni alam, manusia dan langit tersebut
membentuk sebuah segitiga yang bermakna luhur dan saling berhubungan. Semua
unsur tersebut membentuk sebuah keharmonisan menuju satu hal, yakni Tuhan yang
menciptakan tiga unsur utama tersebut. Segitiga menjadi dasar penyimbolan
tumpeng yang berbentuk mengerucut keatas yang berarti menuju Tuhan. Hal tersebut
menjadi sebuah simbol penghormatan kepada Tuhan bahwa manusia rendah di
hadapan-Nya dan menempatkan Tuhan di atas segala-galanya. Walaupun demikian,
Tuhan selalu ada dimana pun makhluknya berada. Oleh karena itu, tumpeng
dijadikan sebuah sajian sakral oleh masyarakat, seperti dalam Upacara Wuku
Taun di Kampung Cikondang, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat.
Tumpeng yang disajikan dalam Upacara Wuku Taun
bukan sekedar tumpeng biasa. Ada makna-makna tertentu seperti dari
segi bentuk dan bahan. Bentuk mengerucut ke atas memiliki makna Ketuhanan
seperti yang telah dijelaskan di atas. Bahan-bahan utamanya pun seperti tiga
macam padi dan ayam kampung tidak terlepas dari pemaknaan yang berarti
keaslian. Begitupun dengan makanan pengiring berupa tujuh jenis lauk-pauk dan
12 jenis makanan ringan yang berarti jumlah hari dan jumlah bulan dalam satu
tahun, serta bermakna tanah air. Hal tersebut dikarenakan bahan-bahan dalam
makanan pengiring ada yang berasal dari tanah serta air, seperti kentang, ikan,
beras ketan dan lain sebagainya.
Kesakralan tumpeng dalam Upacara Wuku Taun dimulai
dengan penyembelihan ayam kampung untuk tiga tumpeng utama (lulugu) yakni hayam hawuk, hayam hideung
dan hayam bodas dengan ritual dan doa
khusus oleh Juru Kunci Rumah Adat Cikondang. Begitupun dengan sekitar 150 ayam
kampung lainnya untuk tumpeng pengiringnya. Sementara itu, tiga perempuan paruh
baya sibuk dengan ritualnya sebelum membuat tumpeng, yakni didoakan oleh Juru
Kunci dan mencuci beras untuk tumpeng, kemudian menanak nasi di dalam Rumah
Adat Cikondang. Setelah jadi, tumpeng kemudian disimpan di tengah-tengah Rumah
Adat dan dikelilingi oleh para sesepuh
untuk didoakan guna mendapat berkah di tahun mendatang. Itulah bukti bahwa
tumpeng dinilai sebagai sajian sakral.
Ritual menjadi sarana simbolisasi tumpeng guna
memaknai rasa kebersyukuran tersebut. Masyarakat Kampung Cikondang masih
memegang teguh adat istiadat yang oleh sebagian besar masyarakat sudah
ditinggalkan. Masyarakat modern identik dengan hedonisme yang terkadang
memandang sebuah makanan hanya dari segi untuk mengenyangkan perut. Padahal,
bagi masyarakat adat, makanan merupakan sesuatu yang harus disyukuri karena
menunjukkan kemakmuran dimana mereka tinggal.
Satu hal penting sebagai renungan masyarakat bahwa
manusia hidup bergantung dari alam di sekitar mereka. Jika mereka merusak alam
atau sistem kehidupannya, maka akan rusak pula kehidupan di dunia beserta adat
istiadatnya
7/07/2013
EMPAT PRODUKSI FILM DOKUMENTER
Tidak terasa beberapa bulan sudah dilalui tanpa memperbaharui blog tercinta ini. Tetapi tak apa, karena balasannya ada 4 film Dokumenter yang berhasil dibuat bersama kawan - kawan. Film yang juga merupakan karya puncak studi dari empat orang kawanku yang menjadi Sutradara dalam filmnya masing - masing. Selamat kawan,. jangan berhenti berkarya! Mari kita buat film dokumenter selanjutnya,,
Film dokumenter berjudul "Pahare" bercerita tentang Tumpeng dalam upacara Wuku Taun yang ada di Kampung Cikondang, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Mengangkat tema makna tumpeng pada upacara yang merupakan bentuk terima kasih warga terhadap hasil pertanian, tumpeng sarat akan simbol-simbol kehidupan dan adat istiadat leluhur.
Film dokumenter "Anak Pinggiran Kelenteng" berkisah tentang Eric Mintarja yang memperkenalkan kesenian Liong dan Barongsai kepada anak – anak di
sekitar kelenteng. Dengan dimotori Siti Yulianingsih ketua RW setempat anak –
anakpun giat berlatih hingga akhirnya mereka bisa pentas di berbagai tempat dan kegiatan. Tak
sedikit tantangan yang harus mereka lewati namun yang mereka tahu barongsai
telah merubah kehidupan mereka menjadi lebih baik.
Film dokumenter "Teratai Mekar di Batujaya" mencoba untuk merekontruksi candi yang ada di komplek percandian Batujaya, Karawang, Jawa Barat. Ada juga berbagai penemuan yang luar biasa dan mematahkan berbagai teori yang ada sebelumnya. Candi Jiwa dan Candi Belandongan merupakan dua dari beberapa situs yang berhasil ditemukan dan menjadi penemuan arkeologi terbesar kerajaan Tarumanagara hingga saat ini.
Film dokumenter "Malam Diatas Kain" mengisahkan tentang seorang perempuan asal Bandung, Jawa Barat yang belajar membuat batik di Pekalongan, Jawa Tengah. Belajar banyak di kota batik, ia berhasil membuat batik terobosan baru dengan design lokal daerahnya yang khas. Ini juga sekaligus menjadi jawaban bahwa anak muda masih sangat tertarik dengan pesona batik.
Siapa bilang film dokumenter tidak bisa menarik?! Dengan pengemasan yang mantap, film dokumenter juga layak ditonton. Tambah ilmu, tambah pengetahuan dan memanjakan mata pula.... nantikan ulasannya ya.....
4/24/2013
RITUAL KEHAMILAN
Setiap makhluk hidup melakukan reproduksi untuk mempertahan
keberadaannya termasuk manusia. Hal ini dilakukan agar setiap mahluk hidup
tersebut tetap ada atau dengan kata lain menghindari kepunahan. Bagi manusia
peranan keturunan lebih dari sekedar mempertahankan diri dari kepunahan. Keturunan
atau anak dalam keluarga merupakan sebuah pelengkap kebahagiaan dalam bahtera
rumah tangga. Selain merupakan amanah / titipan dari Tuhan yang harus dididik,
dijaga dan dibesarkan anak juga merupakan investasi yang paling berharga bagi
orang tuanya. Setiap orang tua tentunya menginginkan anaknya tumbuh menjadi
anak yang cerdas, kreatif, berbakti, serta berguna bagi bangsa dan agama.
Oleh karena itulah anak harus dijaga dan dididik
sebaik mungkin bahkan dari saat kandungan. Karena masa kehamilan merupakan masa
yang rentan bagi calon anak. Pada kehamilan trimester
pertama janin masih sangat muda dan lemah. Di trimester pertama beberapa ibu hamil mengalami mual dan
muntah-muntah. Selera makan dan kualitas gizi makanan harus dijaga untuk
memenuhi kuantitas dan kualitas gizi guna menguatkan sang janin. Di trimester kedua hingga ketiga perut ibu
hamil semakin membesar. Pertumbuhan janin pada usia ini sangat tergantung
asupan makanan yang dikonsumsi berbeda dengan masa sebelumnya. Ibu hamil harus
memperhatikan makanannya yaitu harus betul-betul bergizi dan seimbang agar
pertumbuhan janin tidak bermasalah.
Masyarakat Sunda pada masa kehamilan ini memiliki
caranya tersendiri untuk melindungi anak dalam kandungan dan ibu yang mengandungnya.
Cara–cara tersebut dituangkan kedalam berbagai
ritual yang dilakukan ibu hamil. Seperti yang dijumpai di wilayah Bumi Adat Cikondang Desa Lamajang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Diwilayah ini berbagai ritual yang dilakukan ibu hamil yakni ritual empat bulanan, tujuh bulanan atau yang dikenal Tingkeban hingga ritual menjelang hari kelahiran yang tentunya berbagai
ritual ini memiliki makna tersendiri dengan tujuan menjaga
calon bayi yang dikandung sang ibu agar tumbuh dengan baik dan lahir dengan
selamat.
4/03/2013
LAGA DOMBA
Photo By : Indra Arya Putra Domba Garut Kualitas Dunia |
Seni Laga Domba muncul sejak awal abad ke 19 di daerah Limbangan Kabupaten Garut. bermula dari keisengan para penggembala yang melihat sifat - sifat agresif dari domba - domba yang digembalakannya. Disela- sela waktu menyabit rumput, para penggembala mengadukan domba - domba jantan.
Hal itu ternyata membuat para orang tua maupun pemilik domba tertarik. hingga pada sekitar tahun 1905 mereka membuat agenda khusus untuk menyelenggarakan kegiatan adu domba antar kampung yang semakin lama semakin meluas hingga ke Bandung dan Sumedang.
Kini laga domba sudah dikenal sebagai kesenian khas Kabupaten Garut dengan menampilkan seni ketangkasan domba yang diakui sebagai ras domba terbaik di dunia yang berpadu dengan bentuk teatrikal, tarian dan seni musik serta utamanya berdasar pada seni pencak silat sebagai seni ketangkasan para Jawara.
Solihin Ahmed Sinichi dan Photographer Indra Arya Putra Melaporkan
2/24/2013
PERAN IMAJINASI
Disadari atau tidak, peran imajinasi begitu besar dalam melahirkan
teori-teori agung di bidang ilmu pengetahuan. Ketika para ilmuwan sudah
kehabisan ide untuk memecahkan suatu permasalahan karena logika telah
menunjukkan keterbatasan-keterbatasannya, terkadang imajinasi bebas mereka
justru yang mempunyai peranan besar dalam pemecahan problem-problem keilmuan.
Bahkan ilmuwan sekaliber Einstein mengatakan, ”imajinasi lebih penting daripada
pengetahuan”.
Peran imajinasi dalam proses penelusuran pengetahuan membawa banyak hal
yang sering tak terduga. Meski berimajinasi tidak dibatasi oleh hukum berpikir
dan konsep tertentu, namun proses mental tetap terarah pada citra atau
imaji-imaji tertentu sebagai representasi dari persoalan yang sedang
dibayangkan. Ketika Einstein menemukan rumus E=mc2 , dia tentu
meng-imaji-kan variabel-variabel itu dalam pikirannya. Ketika Newton tiba-tiba
menyadari teori gravitasinya karena melihat buah apel jatuh ke tanah, dia juga
men-citra-kan sesuatu dalam benaknya. Dengan demikian, mengimajinasikan “imaji”
merupakan proses yang melahirkan kedua teori tersebut.
Tentang kemampuan melahirkan konsep dari imaji-imaji yang dicecap, ada
sebuah konsep menarik yang diperkenalkan Sartre dalam bukunya L’imaginaire:
Psychologie phenomenogique de l’imagination (1940), yaitu tentang
“imajinasi kreatif”. Imajinasi kreatif ini terkait dengan kemampuan pikiran
seseorang untuk merasakan apa yang disebut “pengalaman estetik”. Ketika
seseorang mampu menangkap makna dan menemukan seepisode cerita dalam sebuah
lukisan, atau merasakan emosi dalam selantun lagu yang tidak bisa dirasakan
oleh orang lain, maka orang itu memiliki imajinasi kreatif. Dengan kata lain,
tidaklah disebut imajinatif jika melihat makna dan cerita dalam sebuah lukisan
yang juga bisa dilihat orang lain. Imajinasi kreatif ini disebut Sartre sebagai
“tindakan menciptakan sebuah objek dalam ketiadaannya”.
Hans George Gadamer, dalam Philosophical Hermeneutics (1977)
mengatakan bahwa manusia adalah makhluk hidup yang tumbuh dalam ruang sosial
dan masa historis tertentu. Citra tentang manusia dan lingkungannya selalu
dibentuk dan direkayasa dalam lembaran sejarah. Sehingga, tidaklah berlebihan
jika imajinasi dan fiksi telah membentuk lebih dari tiga perempat kehidupan
nyata manusia.
Pernyataan di atas hendak menegaskan bahwa pengetahuan yang kita peroleh
sebenarnya lahir dari imaji-imaji tentang segala hal yang telah kita cecap,
entah ia merujuk pada objek yang real ataupun yang imajiner. Imaji-imaji yang
memenuhi ruang mental kita itu menjadi semacam penyedia bahan baku bagi
kegiatan merumuskan pengetahuan.
Dalam konteks ini, antara imajinasi dan rasio sebenarnya saling
mendukung. Sebagai salah satu potensi intelek, imajinasi berfungsi sebagai
pemecah kebuntuan ketika rasio tidak lagi mampu menyelesaikan persoalan
pengetahuan yang membekap kita. Dengan dayanya, imajinasi mampu membuat
tautologi-tautologi baru atas imaji-imaji yang memenuhi benak kita yang tidak
dapat dikerjakan oleh rasio. Ketika pola-pola tautologi itu telah eksis dalam
pikiran kita, rasio kemudian memerankan dirinya kembali, yaitu sebagai
evaluator dan perumus bagi tautologi-tautologi itu agar polanya semakin matang
dan presisi. Imajinasi membuat dunia hadir dalam banyak kemungkinan, dan rasio
membuat kemungkinan-kemungkinan itu menjadi pengetahuan yang masuk akal.
Imajinasi juga memampukan kita menghayati dunia dan kenyataan sebagai
momen puitis (ingat imajinasi kreatifnya Sartre diatas). Jika di ranah
saintifik antara imajinasi dan rasio masih bisa didamaikan, maka di ranah
estetis keduanya cenderung saling menegaskan. Sebagai modus representasi dunia
dan kenyataan, imajinasi adalah sumber bagi bahasa konotatif-puitis, sementara
rasio adalah sumber bagi bahasa denotatif-logis. Kedua modus representasi ini
akan melahirkan corak dunia yang sangat berbeda.
Jika kita hanya mengandalkan bahasa denotatif-logis sebagai basis
representasi, maka dunia akan mewujud sebagai objek formulatif semata. Di ranah
estetis, bahasa konotatif-puitis sebenarnya lebih berpotensi memunculkan
“ketidaktersembunyian” (aletheia) karena lebih membuka pengalaman,
bukan menciutkannya. Oleh karena bahasa puisi hendak meng-imaji-kan sesuatu,
maka hanya imajinasilah yang mampu memberikan konteks imajinatif pada pikiran
kita.
IMAJINASI
Dalam perspektif awam, imajinasi masih sering diposisikan dalam arti
peyoratifnya. Imajinasi dianggap serupa dengan ilusi, khayalan, dan fantasi.
Salah persepsi ini berakibat pada masih kurang dipertimbangkannya imajinasi
sebagai sumber pengetahuan yang sahih.
Orang sering mengajak kita untuk berpikir realistis ketika kita
mengajukan gagasan yang muluk-muluk. Mereka tidak menyadari bahwa anjuran
mereka, sebagaimana dikemukakan Allan Loy McGinnis dalam bukunya, The Power
of Optimism (1993) sebenarnya bentuk kekhawatiran-kekhawatiran yang
disembunyikan. “Worry is misuse of imagination” (kekhawatiran adalah
imajinasi yang disalahgunakan). Kekhawatiran itu, dianggap sebagai sikap yang
berlebihan dalam merespon bahaya, atau semacam sikap memandang rendah kemampuan
kita.
Mengganggap imajinasi sejenis dengan khayalan, fantasi, atau ilusi,
merupakan sikap yang salah. Istilah fantasi itu sendiri lebih berkaitan dengan
daya membayangkan sesuatu hal yang tidak real
atau yang tidak mungkin terjadi. Dengan demikian, fantasi sepadan dengan
khayalan atau ilusi, terjemahan dari bahasa Inggris, illusion. Secara
terminologis, ilusi berarti ide, keyakinan, atau kesan tentang sesuatu
yang jelas-jelas keliru atau suatu persepsi panca indera yang disebabkan adanya
rangsangan panca indera yang ditafsirkan secara salah. Jika fantasi (daya yang
menghasilkan khayalan) berhubungan dengan gambaran objek yang tidak mungkin dan
memang tidak ada dalam kenyataan, maka imajinasi merupakan daya yang
menghasilkan gambaran objek yang bersifat mungkin atau logis. Imajinasi tidak
terkait dengan penggambaran yang membabi buta tentang suatu objek atau konsep
tertentu.
Dalam bahasa Inggris, ada beberapa variasi kata untuk imajinasi, yaitu imagery,
imaginary, dan imagine. Imagery merupakan bahasa figuratif untuk
merujuk sebuah gambaran, objek, ide, dalam pikiran seseorang (pembaca atau
pendengar), sehingga istilah ini sering digunakan oleh para penyair dalam
karya-karyanya. Imagery sering diartikan sebagai perumpamaan/tamsil,
meskipun ia memiliki arti yang lebih luas dari sekedar perumpamaan.
Selanjutnya, imaginary dalam bahasa Indonesia sering diartikan sebagai
yang imajiner atau khayal; contohnya bilangan imajiner sebagai bilangan khayal.
Sementara kata imagine (kata kerja) berarti membentuk suatu gambaran
mental tentang sesuatu, atau memikirkan sesuatu sebagai bisa terjadi atau
mungkin. Imagine adalah tindakan membayangkan, meskipun pada
prakteknya terdapat perbedaan antara “membayangkan” dan “mengimajinasikan”. Imajinasi dalam kamus psikologi mendeskripsikan imajinasi
sebagai pengorganisasian data dari pengalaman masa lampau dengan relasi baru
dalam pengalaman ide masa sekarang. Dengan kata lain dengan mencampur atau
mengkombinasikan hal-hal lama dengan yang baru untuk membentuk sebuah gambaran
dalam pikiran.
“Membayangkan” mempunyai konotasi sebagai sesuatu yang lebih mudah
dilakukan karena berhubungan dengan sesuatu yang menyenangkan. Sedangkan
“mengimajinasikan” itu merambah wilayah yang lebih luas sehingga tidak dapat
direduksi sebagai sekedar membayangkan. Maka dari itu, imajinasi lebih tepat
diartikan sebagai kekuatan potensial yang telah memberikan kontribusi berharga
bagi lahirnya pengetahuan.
Perlu diketahui perbedaan antara berimajinasi dan berpikir (logis), lebih
khusus terkait dengan proses lahirnya pengetahuan. Berpikir merupakan aktivitas
mental untuk melahirkan atau memformulasikan pengetahuan dengan merujuk pada
aturan berpikir atau konsep tertentu yang cenderung bersifat membatasi, bahkan
mengikat. Misalnya anjuran berpikir lurus menurut logika identitas Aristotelian,
dimana cara berpikir yang tidak mematuhi hukum logika tersebut dapat terjatuh
dalam “sesat pikir” (the fallacy). Sementara dalam berimajinasi proses
mental kita tidak lagi diikat oleh hukum berpikir atau konsep kebenaran
tertentu, sehingga pikiran menjadi bebas untuk mencari wawasan pengetahuan
baru.
2/13/2013
STRUKTUR DRAMATIK FILM ADA APA DENGAN CINTA
1. Eksposisi
Eksposisi
dalam film ini adalah pengenalan tokoh-tokoh dan pengenalan setting diawal film.
Beberapa adegan diantaranya disisipi dengan tittle para pemain. Pengenalan setting
yang dimaksud yakni setting tempat, waktu dan peristiwa. Setting yang dipakai
adalah suasana SMA awal tahun 2000an dengan lokasi SMA di Jakarta.
2. Rising
Action
Rising Action film ini adalah ketika Cinta
dan keempat sahabatnya yakni Alya, Carmen, Maura dan Milly berprinsip
masalah salah satu diantara kita adalah masalah kita semua, musuh salah satu
diantara kita adalah musuh kita semua. Persahabatan mereka tidak main–main,
kapanpun mereka siap membantu satu sama lain bila ada masalah yang menimpa.
Cinta bahkan membuat puisi tentang persahabatan mereka berjudul “Aku ingin
bersama selamanya”. Ini terjadi saat adegan Cinta dan sahabatnya melihat luka
yang ada pada tubuh Alya akibat kekerasan yang terjadi di keluarga Alya.
3. Komplikasi
Komplikasi
dalam film ini adalah ketika Cinta mulai dekat dengan Rangga. Kedekatan ini
telah membuat Cinta dan sahabatnya jarang bertemu. Seperti Cinta terlambat
datang ke konser karena jalan bersama Rangga ke Kwitang. Lalu ketika di
lapangan basket keempat sahabatnya bersama, Cinta sedang menemani Rangga
memasak.
4. Klimaks
Klimaks
dalam film ini adalah ketika Cinta ketahuan berbohong. Cinta membatalkan janji
bertemu dengan sahabatnya dan ia menolak Alya datang ke rumahnya dengan alasan
akan pergi berobat ke rumah sakit padahal ia pergi ke café bersama Rangga.
Disaat bersamaan Alya masuk rumah sakit karena mencoba bunuh diri. Di rumah
sakit inilah Maura, Milly dan Carmen kecewa karena ternyata Cinta telah
membohongi mereka.
5. Falling
Action
Falling action film ini adalah ketika kondisi
persahabatan mereka kembali membaik. Ini terungkap ketika di Rumah sakit Cinta
meminta maaf dan berterus terang kepada Alya perihal kejadian di malam saat ia
pergi bersama Rangga. Cinta yang saat berkata jujur kepergok teman – temannya yang
lain juga meminta maaf kepada mereka. Disinilah persahabatan mereka berlima
kembali membaik.
- Resolusi
Resolusi
film ini adalah ketika Cinta mengatakan ia jatuh cinta kepada Rangga tetapi ia
takut teman-temannya meinggalkan dia. Ini diketahui ketika sahabat-sahabat
Cinta memaksanya berkata jujur di lapangan basket akibat perubahan yang terjadi
pada diri Cinta. Teman-teman Cinta lantas mendorong Cinta untuk segera
mengungkapkan perasaannya kepada Rangga dan di Bandara semua perasaan Cinta
terungkap dengan disaksikan sahabat–sahabat yang mengantarnya.
...by Solihin Ahmed Sinichi...
SINOPSIS FILM ADA APA DENGAN CINTA
Cinta
(Dian Sastrowardoyo) dan keempat temannya yakni Alya (Ladya Cherill), Carmen (Adinia Wirasti), Maura (Titi Kamal) dan Milly (Sissy Priscillia) adalah siswa
SMA pengurus mading di sekolahnya. Lebih dari itu mereka bersahabat dengan
prinsip masalah salah satu diantara kita adalah masalah kita semua, musuh salah
satu diantara kita adalah musuh kita semua. Persahabatan mereka tidak
main–main, kapanpun mereka siap membantu satu sama lain bila ada masalah yang
menimpa. Cinta bahkan membuat puisi tentang persahabatan mereka berjudul “Aku
ingin bersama selamanya” yang ia ikutkan juga pada lomba puisi di sekolahnya.
Persahabatan
mereka diuji kala Cinta menyukai Rangga (Nicholas Saputra). Bermula dari
menangnya Rangga pada lomba puisi yang biasanya dimenangkan Cinta, Cinta yang merupakan
pengurus mading tersinggung karena Rangga tidak pernah mengirim karya puisinya.
Ia berfikir Rangga tidak pernah menganggap mading sekolah ada. Ketersinggungan
Cinta bertambah saat Rangga menolak wawancara yang akan ia lakukan untuk
mengisi profil pemenang lomba puisi di sekolahnya itu. Rangga menganggap ia
tidak pernah mengikuti lomba puisi itu apalagi memenanginya.
Cinta
menceritakan kegeramannya dan ditanggapi serius oleh keempat sahabatnya. Carmen yang
tomboy bahkan siap menimpal Rangga namun Cinta menolaknya. Kondisi ini jugalah
yang membatalkan Alya membagi masalah tentang kekerasan yang terjadi pada
keluarganya kepada Cinta di telfon.
Kegeraman
Cinta berakhir saat Rangga mengucapkan terima kasih kepadanya. Berawal dari
hilangnya buku Rangga yang berjudul Aku karya Syumanjaya, Cinta yang menemukan
buku itu mengembalikannya kepada Rangga. Semenjak kejadian itu mereka menjadi
dekat apalagi keduanya sama-sama menyukai puisi.
Kedekatan
Rangga mulai mengganggu hubungan Cinta dengan keempat sahabatnya. Cinta datang
terlambat ke konser Pas karena sebelumnya jalan-jalan bersama Rangga ke Kwitang
tempat membeli buku-buku bekas. Dikesempatan yang lain ketika keempat sahabat
Cinta di lapangan basket, Cinta sedang mengunjungi Rangga dan menemaninya
memasak.
Puncaknya
adalah pada saat Cinta membatalkan janji bertemu keempat sahabatnya. Berkilah
pergi berobat ke dokter, Cinta pergi ke café bersama Rangga. Disaat bersamaan
Alya yang stress sangat membutuhkan Cinta tetapi dengan alasan yang sama Cinta
menolak kedatangan Alya ke rumahnya.
Disaat
sahabatnya sedang kesulitan dengan masalah yang menimpa, Cinta berkencan dengan
Rangga di sebuah café. Dengan diiringi petikan gitar Cinta membacakan puisi
ciptaan Rangga. Puisi kesepian, kesendirian yang ternyata menggambarkan keadaan
Alya yang tidak tahan dengan masalah yang membelitnya. Ia mencoba bunuh diri
dengan memutus urat nadi ditangannya. Suasana yang sangat kontras dari perinsip
persahabatan yang Cinta dengung – dengungkan.
Saat
Cinta pulang ia sedih mendengar kabar Alya dirawat di rumah sakit akibat
percobaan bunuh diri. Di rumah sakit Maura melarang Cinta bertemu Alya. Ia dan
teman–temanya yang lain kecewa karena Cinta telah berbohong. Cinta sangat
menyesal dan atas kejadian itu ia menganggap Rangga lah penyebab perubahan
dirinya. Cinta lantas meminta Rangga tidak menemuinya. Rangga pun sepakat bahwa
ia tidak akan menghubungi Cinta lagi.
Di
rumah sakit Cinta berterus-terang pada Alya bahwa ia berbohong dan Alya pun
tahu bahwa Cinta berkencan dengan Rangga. Cinta yang saat berkata jujur kepergok
teman-teman yang lainnya juga meminta maaf atas kejadian itu. Ia pun
menerangkan tidak akan berhubungan dengan Rangga lagi.
Cinta
menjadi seorang pelamun, dan ini disadari betul oleh keempat sahabatnya.
Setelah di desak akhirnya Cinta mengakui bahwa ia jatuh cinta kepada Rangga. Keempat
sahabatnya lantas mendesak Cinta untuk meminta maaf dan mengatakan perasaan
Cinta yang sebenarnya kepada Rangga.
Rangga
ternyata berencana pindah sekolah ke Amerika bersama Ayahnya. Ia sangat gelisah
bahkan hanya untuk sekedar berpamitan kepada Cinta. Atas informasi dari Pak
Wardiman, Cinta dan teman– temannya mengetahui rencana Rangga ke Amerika dan
mereka lantas menyusul Rangga ke Bandara. Di Bandara Cinta berhasil menemui
Rangga dan mengungkapkan isi hati yang sebenarnya. Cinta juga meminta Rangga
membatalkan niatnya sekolah di Amerika. Namun Rangga tetap pergi meninggalkan
Cinta. Ia memberi Cinta buku yang pada halaman terakhirnya terdapat puisi dengan
judul "Ada Apa Dengan Cinta?". Rangga berjanji akan kembali di saat
bulan purnama tiba.
2/07/2013
OLEH - OLEH DARI BATUJAYA
Subscribe to:
Posts (Atom)