Indahnya alam Indonesia berhias ragam Seni dan Budaya. Selamat Datang di Jawa Barat, mari nikmati Alam, Seni dan Budaya dalam AMAZING WEST JAVA!

11/30/2013

Melihat Sebuah Tantangan Didepan

             Sebuah batasan yang berada di level tinggi. Mungkin itulah kata – kata yang tepat dalam menggambarkan film berjudul “Pahare” karya sutradara Juwita Sari dalam perjalanan  program studi Televisi dan Film STSI Bandung. Alasannya jelas, dari sebelas film dokumenter Ujian Akhir angkatan pertama program studi Televisi dan Film yang telah usai dihelat, film “Pahare” masuk nominator Festival Film Indonesia 2013 kategori film dokumenter pendek. Sebuah capaian luar biasa ditengah berbagai keterbatasan.
             Tidak bermaksud mengecilkan film yang lain karena setiap film punya target audience tersendiri. Seperti halnya film ”Teratai Mekar di Batujaya” dan “Nagara Siang Padang” yang lebih kepada film dokumenter Sains. Kedua film tersebut mengangkat Benda Cagar Budaya sebagai objek utamanya ini jelas tidak masuk dalam kriteria FFI yang lebih kepada mengangkat harkat dan martabat manusia. Tetapi sudah selayaknya lah kita menjadikan film “Pahare” ini sebagai pijakan awal, sebuah contoh batasan minimal untuk mahasiswa selanjutnya dalam berkarya. Ini tentunya untuk memicu peningkatkan kualitas para sineas khususnya lulusan dari Prodi TV & Film STSI Bandung. 
             Pekerjaan Rumah yang besar bagi mahasiswa dan tentunya staff pengajar prodi TV & Film untuk terus berupaya dengan berbagai cara meningkatkan kualitas karya yang dilahirkan. Tidak untuk meniru film “Pahare” tetapi melihat lebih dalam berbagai hal yang ditawarkan serta menjadi identitas yang khas dari film ini.
             Tantangan lebih besar adalah ketika film “Pahare” masuk nominasi FFI yang mana merupakan level tertinggi Festival Film di negeri ini. Eksistensi diajang tersebut apalagi bisa memenanginya bisa menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan pendidikan di program studi TV dan Film STSI Bandung. Bila dibandingkan dengan angkatan 2009 yang penuh keterbatasan, rasanya tidak sulit bagi mahasiswa angkatan selanjutnya untuk melakukan itu apalagi Prodi TV & Film saat ini terus berbenah dari mulai kurikulum hingga peralatan yang terus dilengkapi. Jangan menjadi beban berat, malah sebaliknya harus menjadi motivasi siapa tau besok lusa film hasil karya mahasiswa Prodi TV & Film bahkan bisa masuk di Festival Film Internasional, mengembalikan Bandung sebagai tonggak perfilman nasional.

LULUS DIWAKTU YANG TEPAT

         Lulus tepat waktu dan bermutu itulah kalimat yang terlontar dari dosen waliku Bapak Arthur S. Nalan untuk memacu kami. Sebuah kalimat dengan target capaian yang luar biasa  yakni selain menyelesaikan perkuliahan tepat waktu juga harus menyerap ilmu sebaik – baiknya agar menjadi manusia yang unggul dibidang yang kami tekuni. Program Studi Televisi dan Film itu yang saya pilih bersama kedua temanku. Minat kami memang sama, maklum kami memiliki latar pendidikan dibidang itu sebelumnya. 

         Diawal masa perkuliahan kalimat “Lulus tepat waktu dan bermutu” selalu mengiringi kami. Hasilnya nilai yang baguspun dapat kami genggam. Nilai yang merupakan buah kerja keras dari kedisiplinan, ketekunan dan kualitas yang dapat kami buktikan. Bila kita menarik kata tepat waktu, jelas diperlukan kedisiplinan yang tinggi. Apalagi kami harus membagi kuliah dengan berpeluh keringat mencari biaya untuk menyambung hidup juga tentu untuk memenuhi administrasi perkuliahan agar tetap berjalan. Dengan seabreg tugas dari kampus juga memenuhi kewajiban menyelesaikan pekerjaan di kantor, selain disiplin tentunya kami harus tekun. Terbengkalainya suatu pekerjaan maka akan mempengaruhi pekerjaan lainnya.

         Management yang baik menjadi kunci suksesnya. Management bukan melulu tentang mangatur uang dan waktu, tetapi bahkan harus mengatur sikap, pemikiran, ide – ide, tenaga dan lainnya. Management harus melingkupi semua hal, bahkan mengeluarkan ide gilapun ada waktunya. Itulah mendisiplinkan diri jika kita ingin sukses secara waktu. Itulah ternyata poin yang tidak saya penuhi.

         Kedua temanku akhirnya sukses menyelesaikan perkuliahan dengan hasil maksimal. Slogan “Lulus tepat waktu dan bermutu” sukses mereka jalankan. Ini dibuktikan saat wisuda mereka meraih hasil memuaskan dan masuk dalam jajaran lulusan terbaik. Bahkan karya film yang merupakan tugas akhir salah satu diantaranya berhasil masuk nominator festival film terkemuka di negeri ini.

          Lalu gagalkah saya? Untuk lulus tepat waktu saya gagal. Saya gagal memanage waktu, kemampuan, finansial dan sikap. Itu salah satu ujian saya untuk mendapatkan “mutu” tadi. Manusia yang berkualitas bukan hanya memiliki kemampuan dalam suatu bidang keahlian saja. Bukan hanya skill yang harus dimiliki tetapi juga soft skill. Orang tua ku selalu bilang “Jang naon pinter ari keur minteran batur mah”. Apalah artinya seseorang yang mahir disuatu bidang keahlian namun malah dipakai untuk membodohi orang lain. Saya harus belajar dari kegagalan, mengintrospeksi diri dan bangkit demi keberhasilan. Saya percaya dibalik ini semua ada rencana lain dari Tuhan. Mungkin saya harus lebih lama tinggal disini karena ada ilmu yang belum didapat atau bahkan mungkin karena akan dipertemukan dengan jodoh saya? Hahaha. Mungkin Tuhan tidak menghendaki saya lulus tepat waktu tetapi lulus diwaktu yang tepat!

9/09/2013

KONTEN VS KONSEP, YANG MANA??!!


Nonton Film Dokumenter

Hari itu saya mengikuti kegiatan BSM yang merupakan singkatan dari Bimbingan Studi Mahasiswa. Tahun 2013 ini BSM Prodi Televisi dan Film dilaksanakan di wilayah Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Disini rekan – rekan panitia membuat konsep yang menarik yakni pengenalan tentang proses pembuatan film dokumenter. Selain merupakan goal dari setiap mahasiswa yang menempuh studi disini, dokumenter juga menarik karena membeberkan fakta yang ada sehingga dapat memperluas wawasan serta menambah pengetahuan penontonnya. Tantangannya adalah mengemas dokumenter yang dibuat sekreatif mungkin sehingga penonton dapat menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh sineas dokumenter dengan antusias. Yah terkadang dokumenter dihadirkan apa adanya dengan maksud memperlihatkan fakta yang sebenarnya, namun terkadang ‘apa adanya’ inilah yang membuat tayangan dokumenter membosankan. Padahal dengan sentuhan kreatif yakinlah tayangan dokumenter ini bisa sangat menarik dengan tidak menghilangkan fakta yang ada.
                Kelemahan biasanya adalah pada konsep, terkadang para pembuat dokumenter terlalu fokus pada konten atau isi yang ingin disampaikan, sedangkan bagaimana cara penyampaian isi ini terkadang dikesampingkan. Yupz terkadang pengemasan selalu dikesampingkan dalam dokumenter. Hasilnya acap kali jenuh dan bosan adalah kata yang sering terucap dari setiap tayangan Dokumenter. Saya selalu ingat saat dosen penyutradaraan yakni Bapak Hernawan SSA mengucapkan kembali perkataan Teguh Karya yakni “Don’t tell me but show me”. Sebagai sineas kita dituntut juga untuk bisa menggambarkan sesuatu. Ini film bung, bukan ceramah, bukan talkshow, bukan pula siaran radio, mungkin inilah jawabannya, gambar juga bisa berbicara!
                Untuk menghadirkan tayangan yang bermutu dan juga menarik, tayangan mendidik yang asik serta tayangan berwawasan yang juga berkesan haruslah ada perpaduan yang ciamik dari konten atau isi film yang dihadirkan dengan cara penyampaian/ konsep pengemasannya. Keduanya tentu harus digarap sebaik mungkin sejak dari tahapan awal yakni tahapan pra produksi. Lantas bagaimana tahapannya?!

                         C     O     M     I     N     G            S     O     O     N      




Nb:
Tulisan ini bukan untuk menggurui tetapi hanya mencoba berbagi dari apa yang sedang saya pelajari. Mari belajar bersama, berbagi dan sharing bila kawan – kawan telah menemukan sesuatu yang ideal dari film dokumenter. Tulisan ini menunjukan baru sampai tahapan inilah saya berjalan, belajar dan mempelajari dokumenter. Inilah isi dari otak saya sementara ini tentang dokumenter.  

9/08/2013

(BELAJAR DARI ALAM) Curug Malela : Hidup adalah perjuangan, perjuangan untuk kembali...

              September datang!!! udah banyak aja yang pengen ditulis, secara kemaren agustus ga sempet curat-coret di blog ini,, banyak banget yang pengen di tulis dari mulai berpetualang ke Serang - Prov. Banten menemui salah seorang dalang disana, terus pas ngikutin kegiatan BSM alam, mahasiswa prodi TV dan Film, udah gatel aja nih tangan,.. tapi kayanya harus sabar dulu, kita refresh sejenak dengan cerita yang baru saja dialami, jalan - jalan ke Curug Malela...,,,

         
          Tak mudah untuk mencapai lokasi yang ada di Kec. Rongga Kabupaten Bandung Barat ini. Dari kota Bandung kita berjalan menuju Cililin yang mungkin teman - teman sudah tidak asing lagi dengan Wajit dan waduk Sagulingnya. Dari Cililin kita menempuh jarak sekira 36 KM menuju Gunung Halu dengan kondisi jalan yang bervariasi, namun masih layak dilewati hanya saja di beberapa bagian tetap harus waspada dengan lubang jalan. Belum lagi jalan sempit dengan beberapa mobil besar melintas so kerja keras kita.
  
           Nah, setelah sampai di Gunung Halu, kita berlanjut ke Buni Jaya nanti kita akan mendapati jalan ke Curug Malela yang udah masuk kec. Rongga. Ga sulit juga koq, plang jalan disana cukup jelas,. bahkan pas di Buni Jaya hati senang melihat plang bertuliskan Curug Malela 10 KM,. kalau dengan kecepatan 40 KM/jam aja palingan 15 menitan juga nyampe,. tapi ternyata oh ternyata perjuangan baru dimulai kawan., kita akan mendapati jalan yang rusak berat,. belum lagi berbatu, kalau ujan tanah gunung itu sangat licin,. tracknya naik turun,. wadawww.... sempet nyeletuk juga ""jaraknya cuma 10 kilo sih tapi kalo motor cuman bisa dijalanin paling kenceng 5 KM/jam berarti 2 jam lagi donk,. dan ternyata iah banget sodara,.. dari hati yang gembira perhitungan 15 menit jadi 2 jam, 8 kali lipat!


Tapi semua terbayar ketika kita sampai di lokasi. Curug Malela , lukisan alam yang indah ini menyapa kami, benar kata orang bilang, disini bagai niagara yg ada di benua amerika sana, airnya jernih, kita bisa berenang, berfoto, manjat - manjat batu yang segede gaban, saat menuju lokasi pemandangan alamnya begitu indah,. ada terasering padi yang memukau,.ada juga jajaran barisan pegunungan yang indah disandingkan mega disenja mentari,.. luar biasa.!!


        Sayang pemerintah tidak serius dengan potensi yang ada, padahal apabila dikelola dengan baik, wisata ke curug Malela ini sangat menjanjikan,. udara sejuk, alam yang indah, air yang bersih,. menjadi daya tarik hebat untuk wisatawan,. saat menuju lokasi disiang hari jalan rusak no problem, kita dipalingkan dengan berbagai pemandangan alam yang eksotik, namun saat malam datang, ketika jalanan rusak dan suasana kiri kanan gelap, bagaimana kira - kira perasaan anda???


Bagai hidup, dunia adalah keindahan sementara, banyak rintangan dan tantangan, hadapi dan nikmati kita akan mendapati keindahannya.., namun jangan terlena dengan keindahan itu karena kita harus pulang dengan perjuangan yang sama....
Oleh : Solihin Ahmed Sinichi

7/28/2013

DAFTAR ISTILAH AUDIO (2)

Seperti yang dibicarakan pada daftar istilah audio jilid 1, Film merupakan media audio video yang tentunya peranan audio tidak kalah penting dari videonya. Audio yang digarap dengan baik dan dikawinkan dengan gambar akan menimbulkan karya audio video yang luar biasa serta film akan mengena kepada penontonnya. 

Begitupun dalam penggarapan film dokumenter. Audio sangat penting untuk memberikan informasi kepada penontonnya. Baik informasi dari narasi, wawancara, ataupun audio ilustrasi musik untuk memperkuat suasana. Berikut daftar beberapa istilah audio:

Omni Directional 
Microphone yang dapat menerima suara dari semua arah

Output 
Keluaran

Pasca Produksi 
Tahap penyelesaian yaitu kegiatan finalisasi sebuah produksi

Polar Pattern
Pola arah penerimaan suara dari suatu microphone.

Pra Produksi 
Tahap perencanaan untuk menghasilkan sebuah program atau hasil karya sebelum proses produksi berlangsung

Produksi
Tahap melakukan produksi atau pelaksanaan dari sebuah acara

Ribbon
Jenis microphone yang bekerja menggunakan ribbon foil metal

Sensitivity 
Besar kecilnya energy listrik yang dihasilkan oleh microphone akibat energy suara yang mengenai membran  microphone

Shotgun
Jenis microphone yang yang paling terarah. Berbentuk stik dengan sensitivitas yang tinggi

Stereo
Penempatan data dalam 2 discrete channel

Super Cardioid
Bagian dari Uni Directional mempunyai pola penerimaan suara satu arah yang lebih sempit lagi dari pola sub cardioid

Sub Cardioid 
Bagian dari Uni Directional mempunyai pola penerimaan suara satu arah yang lebih sempit lagi dari pola cardioid

Uni Directional
Microphone yang menerima suara hanya dari satu arah saja

Wired microphone 
Microphone yang menggunakan koneksi kabel

Wirelless microphone
Microphone nirkabel yakni microphone yang koneksinya tidak menggunakan kabel. Mentransmisikan sinyalnya menggunakan pemancar radio FM kecil yang terhubung kepada receivernya dalam satu sound system

VTRVideo Tape Recorder yaitu alat yang berfungsi sebagai player dan atau recorder dari DV Cam



7/26/2013

DAFTAR ISTILAH AUDIO (1)

Film merupakan media audio video yang tentunya peranan audio tidak kalah penting dari videonya. Audio yang digarap dengan baik dan dikawinkan dengan gambar akan menimbulkan karya audio video yang luar biasa serta film akan mengena kepada penontonnya.

Begitupun dalam penggarapan film dokumenter. Audio sangat penting untuk memberikan informasi kepada penontonnya. Baik informasi dari narasi, wawancara, ataupun audio ilustrasi musik untuk memperkuat suasana. Berikut daftar beberapa istilah audio:

Audio Mixer                
Suatu alat yang berfungsi sebagai penguat dan penyeimbang dari beberapa sumber suara, menjadi satu keluaran (output) yang memenuhi kriteria untuk menjadi masukan (input) pada alat perekam.

Atmosfer                      
Suara yang diambil untuk menerangkan suasana keadaan sekitar dari suatu objek. 

Bi Directional             
Microphone yang mencegah suara dari samping, tapi sangat peka pada arah depan dan belakang.

Bit                               
Unit paling dasar yang digunakan ddalam sistem digital dari tingkat suara

Broadcast                    
Mixer yang ada di broadcast room yang memusatkan perhatiannya pada kualitas audio yang akan direkam atau ditayangkan secara live on air.

Cardioid                      
Bagian dari Uni Directional, mempunyai pola penerimaan suara satu arah.  

Clipping
Sesuatu yang terjadi sewaktu amplitude suara melewati ambang batasmaksimum. Umumnya suara menjadi pecah.

Clip On                      
Jenis microphone yang bentuknya kecil, dengan posisi pemakaian mic dipasangkan pada baju atau kostum pengisi acara. Bisa dengan cara dijepitkan ataupun dengan cara ditempel.

Condencer 
Jenis microphone yang menggunakan cara kerja dengan condensator.

Compressor  
Alat yang digunakan untuk mengatur dynamic range suara.

Decibel 
Suatu unit untuk menunjukan keras lemahnya suara.

Diapragm
Komponen inti microphone yang bekerja pada tekanan kelajuan gelombang bunyi.

D.I. Box 
Alat yang berfungsi sebagai pendorong alat musik sebelum masuk ke  mixer audio

DV Cam
Kaset yang dipakai oleh VTR.

Dynamic
Jenis microphone mempunyai diaphragm yang kecil menggunakan prinsip kerja induksi.

Equalizer
Alat untuk menentukan dan mengontrol suara – suara, warna suara maupun untuk balancing
Feedback 
Suara mendengung akibat suara yang dihasilkan masuk kembali ke sumber suara yang menghasilkan suara tersebut.

FOH
Front Of House yaitu mixer yang ada di depan panggung yang memusatkan perhatiannya pada kualitas audio yang didengar oleh penonton.

Hand Microphone 
Yaitu microphone yang digunakan oleh pengisi acara dengan cara dipegang oleh tangan.

Hertz 
Suatu unit ukuran untuk frekuensi atau cycles per second.

Hypercardioid 
Bagian dari Uni Directional mempunyai pola penerimaan suara satu arah yang lebih sempit lagi dari pola super cardioid.

Input  
Masukan.

Microphone
Suatu alat yang mengubah energi suara kepada energi listrik.

Monitor 
Mixer yang ada dibelakang atau disamping panggung yang konsentrasinya adalah untuk melayani pembagian suara dan balancing monitor diatas panggung.

Multi effect processor  
Alat yang dipergunakan untuk memberikan effect – effect pada suara.

Off – Mike  
Perubahan jarak antara microphone yang digunakan dengan sumber suara sehingga sudut penerimaan tidak tepat, suara yang dihasilkanpun menurun levelnya.

7/09/2013

PAHARE


Pahare” berasal dari bahasa Sunda kuno yang berarti “pare” atau padi yang merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Mereka menanam padi di sawah ataupun di ladang (huma). Tanah subur Indonesia memudahkan petani untuk menanam padi atau bahan makanan lain untuk kelangsungan hidupnya. Masyarakat secara turun-temurun mempercayai bahwa padi merupakan tubuh Sang Hyang Sri Rumbyang Jati/Dewi Sri/Nyi Pohaci. Dialah yang memberi kesuburan kepada padi yang ditanam petani. Jakob Sumardjo (2009: 280) menyatakan bahwa Nyi Pohaci atau para Pohaci adalah balad (teman) Sunan Ambu yang diutus untuk membantu kepentingan manusia Sunda. Kepentingan tersebut seperti menanam padi, membangun perkampungan, pernikahan, sampai kepada melahirkan. Masyarakat adat memperlakukan padi layaknya seseorang yang suci. Setelah padi dipanen, kemudian diikat dan dimasukkan ke dalam leuit dengan posisi tidur atau terbaring. Hal tersebut menunjukkan kepercayaan bahwa Nyi Pohaci sedang bertapa. Padi jugalah yang menjadi bahan dasar Tumpeng, simbol gunung yang bermakna axis mundi penghubung dualisme langit dan bumi, yakni simbol paradoks kosmik itu sendiri (penghubung dunia atas dan dunia bawah). Maksud penghubung di sini yakni guna menciptakan harmonisasi di dunia tengah, tempat manusia berada. Tumpeng sebagai bentuk rasa syukur manusia terhadap alamnya yang kompleks, di mana simbol-simbol yang terdapat dalam tumpeng menunjukkan keterikatan dan penghubung manusia dengan Tuhannya, sehingga sebuah keselarasan hidup tercipta di dalamnya. Tumpeng memiliki nilai-nilai kehidupan luhur mengenai manusia dengan dunia sosialnya, manusia dengan alam yang didiaminya, juga manusia dengan Tuhannya. Tumpeng juga menjadi sebuah bukti bahwa kebudayaan leluhur masih berkembang di masyarakat.

TUMPENG


Tumpeng saat ini makin lekat dalam kehidupan masyarakat. Sajian sederhana berbentuk kerucut berwarna kuning atau putih dengan beragam makanan pengiringnya ini telah sejak lama digunakan sebagai sajian wajib yang ada dalam berbagai acara yang mengundang banyak orang dari mulai syukuran ulang tahun, acara selamatan, peresmian sesuatu, sampai pada adat istiadat luhur yang diwujudkan dalam ritual upacara adat. 
Seiring berjalannya waktu masyarakat khususnya diperkotaan belum banyak mengetahui tentang apa yang mereka makan itu memiliki makna tersendiri. Bahan makanan yang diolah sedemikian rupa dalam balutan tampilan menarik merupakan persembahan manusia yang berasal dari alam yang diciptakan Tuhan untuk kelangsungan hidup manusia. Maka dari itu, erat kaitannya antara alam, manusia dan Tuhan.
Keterkaitan antara ketiga unsur utama dalam kehidupan atau kosmologi manusia yakni alam, manusia dan langit tersebut membentuk sebuah segitiga yang bermakna luhur dan saling berhubungan. Semua unsur tersebut membentuk sebuah keharmonisan menuju satu hal, yakni Tuhan yang menciptakan tiga unsur utama tersebut. Segitiga menjadi dasar penyimbolan tumpeng yang berbentuk mengerucut keatas yang berarti menuju Tuhan. Hal tersebut menjadi sebuah simbol penghormatan kepada Tuhan bahwa manusia rendah di hadapan-Nya dan menempatkan Tuhan di atas segala-galanya. Walaupun demikian, Tuhan selalu ada dimana pun makhluknya berada. Oleh karena itu, tumpeng dijadikan sebuah sajian sakral oleh masyarakat, seperti dalam Upacara Wuku Taun di Kampung Cikondang, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Tumpeng yang disajikan dalam Upacara Wuku Taun bukan sekedar tumpeng biasa. Ada makna-makna tertentu seperti dari segi bentuk dan bahan. Bentuk mengerucut ke atas memiliki makna Ketuhanan seperti yang telah dijelaskan di atas. Bahan-bahan utamanya pun seperti tiga macam padi dan ayam kampung tidak terlepas dari pemaknaan yang berarti keaslian. Begitupun dengan makanan pengiring berupa tujuh jenis lauk-pauk dan 12 jenis makanan ringan yang berarti jumlah hari dan jumlah bulan dalam satu tahun, serta bermakna tanah air. Hal tersebut dikarenakan bahan-bahan dalam makanan pengiring ada yang berasal dari tanah serta air, seperti kentang, ikan, beras ketan dan lain sebagainya.
Kesakralan tumpeng dalam Upacara Wuku Taun dimulai dengan penyembelihan ayam kampung untuk tiga tumpeng utama (lulugu) yakni hayam hawuk, hayam hideung dan hayam bodas dengan ritual dan doa khusus oleh Juru Kunci Rumah Adat Cikondang. Begitupun dengan sekitar 150 ayam kampung lainnya untuk tumpeng pengiringnya. Sementara itu, tiga perempuan paruh baya sibuk dengan ritualnya sebelum membuat tumpeng, yakni didoakan oleh Juru Kunci dan mencuci beras untuk tumpeng, kemudian menanak nasi di dalam Rumah Adat Cikondang. Setelah jadi, tumpeng kemudian disimpan di tengah-tengah Rumah Adat dan dikelilingi oleh para sesepuh untuk didoakan guna mendapat berkah di tahun mendatang. Itulah bukti bahwa tumpeng dinilai sebagai sajian sakral.
Ritual menjadi sarana simbolisasi tumpeng guna memaknai rasa kebersyukuran tersebut. Masyarakat Kampung Cikondang masih memegang teguh adat istiadat yang oleh sebagian besar masyarakat sudah ditinggalkan. Masyarakat modern identik dengan hedonisme yang terkadang memandang sebuah makanan hanya dari segi untuk mengenyangkan perut. Padahal, bagi masyarakat adat, makanan merupakan sesuatu yang harus disyukuri karena menunjukkan kemakmuran dimana mereka tinggal.

Satu hal penting sebagai renungan masyarakat bahwa manusia hidup bergantung dari alam di sekitar mereka. Jika mereka merusak alam atau sistem kehidupannya, maka akan rusak pula kehidupan di dunia beserta adat istiadatnya

                                                                                                   
                                                                                             

7/07/2013

EMPAT PRODUKSI FILM DOKUMENTER

Tidak terasa beberapa bulan sudah dilalui tanpa memperbaharui blog tercinta ini. Tetapi tak apa, karena balasannya ada 4 film Dokumenter yang berhasil dibuat bersama kawan - kawan. Film yang juga merupakan karya puncak studi dari empat orang kawanku yang menjadi Sutradara dalam filmnya masing - masing. Selamat kawan,. jangan berhenti berkarya! Mari kita buat film dokumenter selanjutnya,,


Film dokumenter berjudul "Pahare" bercerita tentang Tumpeng dalam upacara Wuku Taun yang ada di Kampung Cikondang, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Mengangkat tema makna tumpeng pada upacara yang merupakan bentuk terima kasih warga terhadap hasil pertanian, tumpeng sarat akan simbol-simbol kehidupan dan adat istiadat leluhur.
  
Film dokumenter "Anak Pinggiran Kelenteng" berkisah tentang Eric Mintarja yang memperkenalkan kesenian Liong dan Barongsai kepada anak – anak di sekitar kelenteng. Dengan dimotori Siti Yulianingsih ketua RW setempat anak – anakpun giat berlatih hingga akhirnya mereka bisa pentas di berbagai tempat dan kegiatan. Tak sedikit tantangan yang harus mereka lewati namun yang mereka tahu barongsai telah merubah kehidupan mereka menjadi lebih baik.


Film dokumenter "Teratai Mekar di Batujaya" mencoba untuk merekontruksi candi yang ada di komplek percandian Batujaya, Karawang, Jawa Barat. Ada juga berbagai penemuan yang luar biasa dan mematahkan berbagai teori yang ada sebelumnya. Candi Jiwa dan Candi Belandongan merupakan dua dari beberapa situs yang berhasil ditemukan dan menjadi penemuan arkeologi terbesar kerajaan Tarumanagara hingga saat ini.




Film dokumenter "Malam Diatas Kain" mengisahkan tentang seorang perempuan asal Bandung, Jawa Barat yang belajar membuat batik di Pekalongan, Jawa Tengah. Belajar banyak di kota batik, ia berhasil membuat batik terobosan baru dengan design lokal daerahnya yang khas. Ini juga sekaligus menjadi jawaban bahwa anak muda masih sangat tertarik dengan pesona batik.


Siapa bilang film dokumenter tidak bisa menarik?! Dengan pengemasan yang mantap, film dokumenter juga layak ditonton. Tambah ilmu, tambah pengetahuan dan memanjakan mata pula.... nantikan ulasannya ya..... 

4/24/2013

RITUAL KEHAMILAN


Setiap makhluk hidup melakukan reproduksi untuk mempertahan keberadaannya termasuk manusia. Hal ini dilakukan agar setiap mahluk hidup tersebut tetap ada atau dengan kata lain menghindari kepunahan. Bagi manusia peranan keturunan lebih dari sekedar mempertahankan diri dari kepunahan. Keturunan atau anak dalam keluarga merupakan sebuah pelengkap kebahagiaan dalam bahtera rumah tangga. Selain merupakan amanah / titipan dari Tuhan yang harus dididik, dijaga dan dibesarkan anak juga merupakan investasi yang paling berharga bagi orang tuanya. Setiap orang tua tentunya menginginkan anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas, kreatif, berbakti, serta berguna bagi bangsa dan agama.
Oleh karena itulah anak harus dijaga dan dididik sebaik mungkin bahkan dari saat kandungan. Karena masa kehamilan merupakan masa yang rentan bagi calon anak. Pada kehamilan trimester pertama janin masih sangat muda dan lemah. Di trimester pertama beberapa ibu hamil mengalami mual dan muntah-muntah. Selera makan dan kualitas gizi makanan harus dijaga untuk memenuhi kuantitas dan kualitas gizi guna menguatkan sang janin. Di trimester kedua hingga ketiga perut ibu hamil semakin membesar. Pertumbuhan janin pada usia ini sangat tergantung asupan makanan yang dikonsumsi berbeda dengan masa sebelumnya. Ibu hamil harus memperhatikan makanannya yaitu harus betul-betul bergizi dan seimbang agar pertumbuhan janin tidak bermasalah.
Masyarakat Sunda pada masa kehamilan ini memiliki caranya tersendiri untuk melindungi anak dalam kandungan dan ibu yang mengandungnya. Cara–cara tersebut dituangkan kedalam berbagai  ritual yang dilakukan ibu hamil. Seperti yang dijumpai di wilayah Bumi Adat Cikondang Desa Lamajang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Diwilayah ini berbagai ritual yang dilakukan ibu hamil yakni ritual empat bulanan, tujuh bulanan atau yang dikenal Tingkeban hingga ritual menjelang hari kelahiran yang tentunya berbagai ritual ini memiliki makna tersendiri dengan tujuan menjaga calon bayi yang dikandung sang ibu agar tumbuh dengan baik dan lahir dengan selamat. 

4/03/2013

LAGA DOMBA

     
Photo By : Indra Arya Putra
Domba Garut Kualitas Dunia

     Seni Laga Domba muncul sejak awal abad ke 19 di daerah Limbangan Kabupaten Garut. bermula dari keisengan para penggembala yang melihat sifat - sifat agresif dari domba - domba yang digembalakannya. Disela- sela waktu menyabit rumput, para penggembala mengadukan domba - domba jantan.

      Hal itu ternyata membuat para orang tua maupun pemilik domba tertarik. hingga pada sekitar tahun 1905 mereka membuat agenda khusus untuk menyelenggarakan kegiatan adu domba antar kampung yang semakin lama semakin meluas hingga ke Bandung dan Sumedang.

   Kini laga domba sudah dikenal sebagai kesenian khas Kabupaten Garut dengan menampilkan seni ketangkasan domba yang diakui sebagai ras domba terbaik di dunia yang berpadu dengan bentuk teatrikal, tarian dan seni musik serta utamanya berdasar pada seni pencak silat sebagai seni ketangkasan para Jawara. 






Solihin Ahmed Sinichi dan Photographer Indra Arya Putra Melaporkan





2/24/2013

PERAN IMAJINASI


Disadari atau tidak, peran imajinasi begitu besar dalam melahirkan teori-teori agung di bidang ilmu pengetahuan. Ketika para ilmuwan sudah kehabisan ide untuk memecahkan suatu permasalahan karena logika telah menunjukkan keterbatasan-keterbatasannya, terkadang imajinasi bebas mereka justru yang mempunyai peranan besar dalam pemecahan problem-problem keilmuan. Bahkan ilmuwan sekaliber Einstein mengatakan, ”imajinasi lebih penting daripada pengetahuan”.
Peran imajinasi dalam proses penelusuran pengetahuan membawa banyak hal yang sering tak terduga. Meski berimajinasi tidak dibatasi oleh hukum berpikir dan konsep tertentu, namun proses mental tetap terarah pada citra atau imaji-imaji tertentu sebagai representasi dari persoalan yang sedang dibayangkan. Ketika Einstein menemukan rumus E=mc2 , dia tentu meng-imaji-kan variabel-variabel itu dalam pikirannya. Ketika Newton tiba-tiba menyadari teori gravitasinya karena melihat buah apel jatuh ke tanah, dia juga men-citra-kan sesuatu dalam benaknya. Dengan demikian, mengimajinasikan “imaji” merupakan proses yang melahirkan kedua teori tersebut.
Tentang kemampuan melahirkan konsep dari imaji-imaji yang dicecap, ada sebuah konsep menarik yang diperkenalkan Sartre dalam bukunya L’imaginaire: Psychologie phenomenogique de l’imagination (1940), yaitu tentang “imajinasi kreatif”. Imajinasi kreatif ini terkait dengan kemampuan pikiran seseorang untuk merasakan apa yang disebut “pengalaman estetik”. Ketika seseorang mampu menangkap makna dan menemukan seepisode cerita dalam sebuah lukisan, atau merasakan emosi dalam selantun lagu yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain, maka orang itu memiliki imajinasi kreatif. Dengan kata lain, tidaklah disebut imajinatif jika melihat makna dan cerita dalam sebuah lukisan yang juga bisa dilihat orang lain. Imajinasi kreatif ini disebut Sartre sebagai “tindakan menciptakan sebuah objek dalam ketiadaannya”.
Hans George Gadamer, dalam Philosophical Hermeneutics (1977) mengatakan bahwa manusia adalah makhluk hidup yang tumbuh dalam ruang sosial dan masa historis tertentu. Citra tentang manusia dan lingkungannya selalu dibentuk dan direkayasa dalam lembaran sejarah. Sehingga, tidaklah berlebihan jika imajinasi dan fiksi telah membentuk lebih dari tiga perempat kehidupan nyata manusia.
Pernyataan di atas hendak menegaskan bahwa pengetahuan yang kita peroleh sebenarnya lahir dari imaji-imaji tentang segala hal yang telah kita cecap, entah ia merujuk pada objek yang real ataupun yang imajiner. Imaji-imaji yang memenuhi ruang mental kita itu menjadi semacam penyedia bahan baku bagi kegiatan merumuskan pengetahuan.
Dalam konteks ini, antara imajinasi dan rasio sebenarnya saling mendukung. Sebagai salah satu potensi intelek, imajinasi berfungsi sebagai pemecah kebuntuan ketika rasio tidak lagi mampu menyelesaikan persoalan pengetahuan yang membekap kita. Dengan dayanya, imajinasi mampu membuat tautologi-tautologi baru atas imaji-imaji yang memenuhi benak kita yang tidak dapat dikerjakan oleh rasio. Ketika pola-pola tautologi itu telah eksis dalam pikiran kita, rasio kemudian memerankan dirinya kembali, yaitu sebagai evaluator dan perumus bagi tautologi-tautologi itu agar polanya semakin matang dan presisi. Imajinasi membuat dunia hadir dalam banyak kemungkinan, dan rasio membuat kemungkinan-kemungkinan itu menjadi pengetahuan yang masuk akal.
Imajinasi juga memampukan kita menghayati dunia dan kenyataan sebagai momen puitis (ingat imajinasi kreatifnya Sartre diatas). Jika di ranah saintifik antara imajinasi dan rasio masih bisa didamaikan, maka di ranah estetis keduanya cenderung saling menegaskan. Sebagai modus representasi dunia dan kenyataan, imajinasi adalah sumber bagi bahasa konotatif-puitis, sementara rasio adalah sumber bagi bahasa denotatif-logis. Kedua modus representasi ini akan melahirkan corak dunia yang sangat berbeda.
Jika kita hanya mengandalkan bahasa denotatif-logis sebagai basis representasi, maka dunia akan mewujud sebagai objek formulatif semata. Di ranah estetis, bahasa konotatif-puitis sebenarnya lebih berpotensi memunculkan “ketidaktersembunyian” (aletheia) karena lebih membuka pengalaman, bukan menciutkannya. Oleh karena bahasa puisi hendak meng-imaji-kan sesuatu, maka hanya imajinasilah yang mampu memberikan konteks imajinatif pada pikiran kita.

IMAJINASI


Dalam perspektif awam, imajinasi masih sering diposisikan dalam arti peyoratifnya. Imajinasi dianggap serupa dengan ilusi, khayalan, dan fantasi. Salah persepsi ini berakibat pada masih kurang dipertimbangkannya imajinasi sebagai sumber pengetahuan yang sahih.
Orang sering mengajak kita untuk berpikir realistis ketika kita mengajukan gagasan yang muluk-muluk. Mereka tidak menyadari bahwa anjuran mereka, sebagaimana dikemukakan Allan Loy McGinnis dalam bukunya, The Power of Optimism (1993) sebenarnya bentuk kekhawatiran-kekhawatiran yang disembunyikan. “Worry is misuse of imagination” (kekhawatiran adalah imajinasi yang disalahgunakan). Kekhawatiran itu, dianggap sebagai sikap yang berlebihan dalam merespon bahaya, atau semacam sikap memandang rendah kemampuan kita.
Mengganggap imajinasi sejenis dengan khayalan, fantasi, atau ilusi, merupakan sikap yang salah. Istilah fantasi itu sendiri lebih berkaitan dengan daya membayangkan sesuatu hal yang tidak real atau yang tidak mungkin terjadi. Dengan demikian, fantasi sepadan dengan khayalan atau ilusi, terjemahan dari bahasa Inggris, illusion. Secara terminologis, ilusi berarti ide, keyakinan, atau kesan tentang sesuatu yang jelas-jelas keliru atau suatu persepsi panca indera yang disebabkan adanya rangsangan panca indera yang ditafsirkan secara salah. Jika fantasi (daya yang menghasilkan khayalan) berhubungan dengan gambaran objek yang tidak mungkin dan memang tidak ada dalam kenyataan, maka imajinasi merupakan daya yang menghasilkan gambaran objek yang bersifat mungkin atau logis. Imajinasi tidak terkait dengan penggambaran yang membabi buta tentang suatu objek atau konsep tertentu.
Dalam bahasa Inggris, ada beberapa variasi kata untuk imajinasi, yaitu imagery, imaginary, dan imagine. Imagery merupakan bahasa figuratif untuk merujuk sebuah gambaran, objek, ide, dalam pikiran seseorang (pembaca atau pendengar), sehingga istilah ini sering digunakan oleh para penyair dalam karya-karyanya. Imagery sering diartikan sebagai perumpamaan/tamsil, meskipun ia memiliki arti yang lebih luas dari sekedar perumpamaan. Selanjutnya, imaginary dalam bahasa Indonesia sering diartikan sebagai yang imajiner atau khayal; contohnya bilangan imajiner sebagai bilangan khayal. Sementara kata imagine (kata kerja) berarti membentuk suatu gambaran mental tentang sesuatu, atau memikirkan sesuatu sebagai bisa terjadi atau mungkin. Imagine adalah tindakan membayangkan, meskipun pada prakteknya terdapat perbedaan antara “membayangkan” dan “mengimajinasikan”. Imajinasi dalam kamus psikologi mendeskripsikan imajinasi sebagai pengorganisasian data dari pengalaman masa lampau dengan relasi baru dalam pengalaman ide masa sekarang. Dengan kata lain dengan mencampur atau mengkombinasikan hal-hal lama dengan yang baru untuk membentuk sebuah gambaran dalam pikiran.
“Membayangkan” mempunyai konotasi sebagai sesuatu yang lebih mudah dilakukan karena berhubungan dengan sesuatu yang menyenangkan. Sedangkan “mengimajinasikan” itu merambah wilayah yang lebih luas sehingga tidak dapat direduksi sebagai sekedar membayangkan. Maka dari itu, imajinasi lebih tepat diartikan sebagai kekuatan potensial yang telah memberikan kontribusi berharga bagi lahirnya pengetahuan.
Perlu diketahui perbedaan antara berimajinasi dan berpikir (logis), lebih khusus terkait dengan proses lahirnya pengetahuan. Berpikir merupakan aktivitas mental untuk melahirkan atau memformulasikan pengetahuan dengan merujuk pada aturan berpikir atau konsep tertentu yang cenderung bersifat membatasi, bahkan mengikat. Misalnya anjuran berpikir lurus menurut logika identitas Aristotelian, dimana cara berpikir yang tidak mematuhi hukum logika tersebut dapat terjatuh dalam “sesat pikir” (the fallacy). Sementara dalam berimajinasi proses mental kita tidak lagi diikat oleh hukum berpikir atau konsep kebenaran tertentu, sehingga pikiran menjadi bebas untuk mencari wawasan pengetahuan baru.

2/13/2013

STRUKTUR DRAMATIK FILM ADA APA DENGAN CINTA


1.      Eksposisi
Eksposisi dalam film ini adalah pengenalan tokoh-tokoh dan pengenalan setting diawal film. Beberapa adegan diantaranya disisipi dengan tittle para pemain. Pengenalan setting yang dimaksud yakni setting tempat, waktu dan peristiwa. Setting yang dipakai adalah suasana SMA awal tahun 2000an dengan lokasi SMA di Jakarta.
2.      Rising Action
Rising Action film ini adalah ketika Cinta dan keempat sahabatnya yakni Alya, Carmen, Maura dan Milly berprinsip masalah salah satu diantara kita adalah masalah kita semua, musuh salah satu diantara kita adalah musuh kita semua. Persahabatan mereka tidak main–main, kapanpun mereka siap membantu satu sama lain bila ada masalah yang menimpa. Cinta bahkan membuat puisi tentang persahabatan mereka berjudul “Aku ingin bersama selamanya”. Ini terjadi saat adegan Cinta dan sahabatnya melihat luka yang ada pada tubuh Alya akibat kekerasan yang terjadi di keluarga Alya.
3.      Komplikasi
Komplikasi dalam film ini adalah ketika Cinta mulai dekat dengan Rangga. Kedekatan ini telah membuat Cinta dan sahabatnya jarang bertemu. Seperti Cinta terlambat datang ke konser karena jalan bersama Rangga ke Kwitang. Lalu ketika di lapangan basket keempat sahabatnya bersama, Cinta sedang menemani Rangga memasak.
4.      Klimaks
Klimaks dalam film ini adalah ketika Cinta ketahuan berbohong. Cinta membatalkan janji bertemu dengan sahabatnya dan ia menolak Alya datang ke rumahnya dengan alasan akan pergi berobat ke rumah sakit padahal ia pergi ke café bersama Rangga. Disaat bersamaan Alya masuk rumah sakit karena mencoba bunuh diri. Di rumah sakit inilah Maura, Milly dan Carmen kecewa karena ternyata Cinta telah membohongi mereka.
5.      Falling Action
Falling action film ini adalah ketika kondisi persahabatan mereka kembali membaik. Ini terungkap ketika di Rumah sakit Cinta meminta maaf dan berterus terang kepada Alya perihal kejadian di malam saat ia pergi bersama Rangga. Cinta yang saat berkata jujur kepergok teman – temannya yang lain juga meminta maaf kepada mereka. Disinilah persahabatan mereka berlima kembali membaik.
  1. Resolusi
Resolusi film ini adalah ketika Cinta mengatakan ia jatuh cinta kepada Rangga tetapi ia takut teman-temannya meinggalkan dia. Ini diketahui ketika sahabat-sahabat Cinta memaksanya berkata jujur di lapangan basket akibat perubahan yang terjadi pada diri Cinta. Teman-teman Cinta lantas mendorong Cinta untuk segera mengungkapkan perasaannya kepada Rangga dan di Bandara semua perasaan Cinta terungkap dengan disaksikan sahabat–sahabat yang mengantarnya.

...by Solihin Ahmed Sinichi...

SINOPSIS FILM ADA APA DENGAN CINTA


Cinta (Dian Sastrowardoyo) dan keempat temannya yakni Alya (Ladya Cherill), Carmen (Adinia Wirasti), Maura (Titi Kamal) dan Milly (Sissy Priscillia) adalah siswa SMA pengurus mading di sekolahnya. Lebih dari itu mereka bersahabat dengan prinsip masalah salah satu diantara kita adalah masalah kita semua, musuh salah satu diantara kita adalah musuh kita semua. Persahabatan mereka tidak main–main, kapanpun mereka siap membantu satu sama lain bila ada masalah yang menimpa. Cinta bahkan membuat puisi tentang persahabatan mereka berjudul “Aku ingin bersama selamanya” yang ia ikutkan juga pada lomba puisi di sekolahnya.
Persahabatan mereka diuji kala Cinta menyukai Rangga (Nicholas Saputra). Bermula dari menangnya Rangga pada lomba puisi yang biasanya dimenangkan Cinta, Cinta yang merupakan pengurus mading tersinggung karena Rangga tidak pernah mengirim karya puisinya. Ia berfikir Rangga tidak pernah menganggap mading sekolah ada. Ketersinggungan Cinta bertambah saat Rangga menolak wawancara yang akan ia lakukan untuk mengisi profil pemenang lomba puisi di sekolahnya itu. Rangga menganggap ia tidak pernah mengikuti lomba puisi itu apalagi memenanginya.
Cinta menceritakan kegeramannya dan ditanggapi serius oleh keempat sahabatnya. Carmen yang tomboy bahkan siap menimpal Rangga namun Cinta menolaknya. Kondisi ini jugalah yang membatalkan Alya membagi masalah tentang kekerasan yang terjadi pada keluarganya kepada Cinta di telfon.
Kegeraman Cinta berakhir saat Rangga mengucapkan terima kasih kepadanya. Berawal dari hilangnya buku Rangga yang berjudul Aku karya Syumanjaya, Cinta yang menemukan buku itu mengembalikannya kepada Rangga. Semenjak kejadian itu mereka menjadi dekat apalagi keduanya sama-sama menyukai puisi.
Kedekatan Rangga mulai mengganggu hubungan Cinta dengan keempat sahabatnya. Cinta datang terlambat ke konser Pas karena sebelumnya jalan-jalan bersama Rangga ke Kwitang tempat membeli buku-buku bekas. Dikesempatan yang lain ketika keempat sahabat Cinta di lapangan basket, Cinta sedang mengunjungi Rangga dan menemaninya memasak.
Puncaknya adalah pada saat Cinta membatalkan janji bertemu keempat sahabatnya. Berkilah pergi berobat ke dokter, Cinta pergi ke café bersama Rangga. Disaat bersamaan Alya yang stress sangat membutuhkan Cinta tetapi dengan alasan yang sama Cinta menolak kedatangan Alya ke rumahnya.
Disaat sahabatnya sedang kesulitan dengan masalah yang menimpa, Cinta berkencan dengan Rangga di sebuah café. Dengan diiringi petikan gitar Cinta membacakan puisi ciptaan Rangga. Puisi kesepian, kesendirian yang ternyata menggambarkan keadaan Alya yang tidak tahan dengan masalah yang membelitnya. Ia mencoba bunuh diri dengan memutus urat nadi ditangannya. Suasana yang sangat kontras dari perinsip persahabatan yang Cinta dengung – dengungkan.
Saat Cinta pulang ia sedih mendengar kabar Alya dirawat di rumah sakit akibat percobaan bunuh diri. Di rumah sakit Maura melarang Cinta bertemu Alya. Ia dan teman–temanya yang lain kecewa karena Cinta telah berbohong. Cinta sangat menyesal dan atas kejadian itu ia menganggap Rangga lah penyebab perubahan dirinya. Cinta lantas meminta Rangga tidak menemuinya. Rangga pun sepakat bahwa ia tidak akan menghubungi Cinta lagi.
Di rumah sakit Cinta berterus-terang pada Alya bahwa ia berbohong dan Alya pun tahu bahwa Cinta berkencan dengan Rangga. Cinta yang saat berkata jujur kepergok teman-teman yang lainnya juga meminta maaf atas kejadian itu. Ia pun menerangkan tidak akan berhubungan dengan Rangga lagi.
Cinta menjadi seorang pelamun, dan ini disadari betul oleh keempat sahabatnya. Setelah di desak akhirnya Cinta mengakui bahwa ia jatuh cinta kepada Rangga. Keempat sahabatnya lantas mendesak Cinta untuk meminta maaf dan mengatakan perasaan Cinta yang sebenarnya kepada Rangga.
Rangga ternyata berencana pindah sekolah ke Amerika bersama Ayahnya. Ia sangat gelisah bahkan hanya untuk sekedar berpamitan kepada Cinta. Atas informasi dari Pak Wardiman, Cinta dan teman– temannya mengetahui rencana Rangga ke Amerika dan mereka lantas menyusul Rangga ke Bandara. Di Bandara Cinta berhasil menemui Rangga dan mengungkapkan isi hati yang sebenarnya. Cinta juga meminta Rangga membatalkan niatnya sekolah di Amerika. Namun Rangga tetap pergi meninggalkan Cinta. Ia memberi Cinta buku yang pada halaman terakhirnya terdapat puisi dengan judul "Ada Apa Dengan Cinta?". Rangga berjanji akan kembali di saat bulan purnama tiba. 

2/07/2013

OLEH - OLEH DARI BATUJAYA

Candi Jiwa







Candi Blandongan















Solihin Ahmed Sinichi dan Tedy Nurjaman Mewartakan






2/03/2013

PUISI FILM ADA APA DENGAN CINTA


Poster Film Ada Apa Dengan Cinta

Puisi dianggap sebagai ungkapan atau representasi dari pergumulan persepsi dan ekspresi antara dunia objektif dan dunia subjektif sang penyairnya. Dengan kata lain puisi dapat dilihat sebagai teks yang memiliki hukum identitas dengan eksistensi sang penyair. Faktor ini dalam memahami kompleksitas puisi sebagai teks sastra dikenal dengan pendekatan ontologis yakni yang berkaitan dengan eksistensi. Selain pendekatan ontologis dalam memahami kompleksitas puisi yang tidak lain adalah sebuah teks yakni pendekatan bahasa. Puisi adalah ungkapan yang sangat halus dalam jiwa manusia dengan penyampaian bahasa yang realistik (Tommy F. Awuy, 1995:72).
Menarik membicarakan sebuah film puisi yang bukan karena didalam film tersebut ditampilkan berbagai puisi, tetapi lebih dari itu puisi menjadi latar cerita didalam film ini. Ada Apa Dengan Cinta merupakan film puisi yang dengan pendekatan ontologis kita bisa mengenal identitas pemeran utama yang diceritakan sebagai pembuat puisi. Cinta membuat puisi berjudul “Aku Ingin Bersama Selamanya” sebagai ungkapan atas keseriusan prinsip kebersamaan dalam persahabatannya. Sementara Rangga dengan puisi berjudul “Tentang Seseorang” sangat jelas menggambarkan kesendirian dan kesepian dari hidupnya.
Peranan puisi dalam film “Ada Apa Dengan Cinta” ini harus lebih dikaji lagi untuk mengenal identitas para pemeran utama dan eksistensinya sepanjang film ini. Karena puisi didalam film ini selain sebagai ungkapan jiwa para pemeran utama melalui tiga puisi yang dibuat, puisi jugalah yang mengawali cerita, mengantarkan cerita dengan berbagai puisi karya Chairil Anwar dan menutup cerita dengan puisi Ada Apa Dengan Cinta yang dibuat Rangga. Kajian dari peranan puisi dalam film “Ada Apa Dengan Cinta” ini sekaligus pembuktian bahwa film ini adalah film puisi.



Aku Ingin Bersama Selamanya

Ketika tunas ini tumbuh, serupa tubuh yang mengakar
Setiap napas yang terhembus adalah kata
Angan, debur dan emosi bersatu dalam jubah terpautan
Tangan kita terikat, lidah kita menyatu
Maka setiap apa terucap adalah sabda pendita ratu
Ah, di luar itu pasir, di luar itu debu
Hanya angin meniup saja, lalu hilang terbang tak ada
Tapi kita tetap menari, menari cuma kita yang tahu
Jiwa ini tandu, maka duduk saja
Maka akan kita bawa semua
Karena kita adalah satu

Cinta membacakan puisi ini dihadapan sahabat - sahabatnya


Tentang Seseorang

Kulari ke hutan kemudian menyanyiku
Kulari ke pantai kemudian teriakku
Sepi, sepi dan sendiri aku benci
Aku ingin bingar, aku mau di pasar
Bosan aku dengan penat dan enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika kusendiri
Pecahkan saja gelasnya biar ramai
Biar mengaduh sampai gaduh
Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang
Di tembok keraton putih
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya biar terdera
Atau aku harus lari ke hutan belok ke pantai?

Cinta membawakan puisi ini dihadapan Rangga dan para pengunjung Cafe


Ada Apa dengan Cinta?

Perempuan datang atas nama cinta
Bunda pergi karena cinta
Digenangi air racun jingga adalah wajahmu
Seperti bulan lelap tidur di hatimu
Yang berdinding kelam dan kedingainan
Ada apa dengannya? Meninggalkan hati untuk dicaci
Lalu sekali ini aku melihat karya surga dari mata seorang hawa
Ada apa dengan cinta?
Tapi aku pasti kembali dalam satu purnama
Untuk mempertanyakan kembali cintanya
Bukan untuknya, bukan untuk siapa
Tapi untukku karena aku ingin kamu
Itu saja…


Cinta membaca puisi dari Rangga di dalam mobil