Kali ini saya mau sharing lagi
tentang catatan saya mempelajari dramaturgi penyutradaraan. Secara umum
penyutradaraan merupakan suatu kerja / proses mengatur para pemeran dan pekerja
perepresentasi lain (Kameraman, Artistik, Editor dan lainnya) untuk dapat
merepresentasikan dunia imajiner yang direncanakan, direpresentasikan secara
terarah dan terkoordinir sehingga dunia imajiner dimaksud menjadi kenyataan
kenyataan yang selain bisa disaksikan juga mengandung kesan dan pesan – pesan
spesifik yang memang ingin disampaikan dalam karya film yang dibuat. Jadi
fungsi penyutradaraan itu agar yang direpresentasikan dapat dilakukan secara
terarah dan terkoordinir sehingga segala kesan dan makna dari karya film yang
dibuat dapat tersampaikan keoada para penontonnya.
Nah kerja penyutradaraan untuk
pembuatan film yakni :
1. Sutradara harus
faham tentang realita-realita dari cerita yang akan diwujudkan.
2. Pengkayaan
makna, motivasi – motivasi dari realita cerita yang ingin disampaikan.
3. Pengaturan para
pemain untuk merepresentasikan laku yang direncanakan dimunculkan.
4. Berkoordinasi
dengan penata artistik (penata cahaya, property, set builder dan lainnya) untuk
dapat mengadakan penataan artistic yang berkesesuaian dengan semua rencana
tataan mise en scene yang ingin
ditampilkan.
5. Berkoordinasi
dengan kameraman untuk dapat memunculkan rekaman – rekaman gambar filmis yang
menarik serta mempunyai nilai informasi filmis yang tinggi.
6. Berkoordinasi
dengan pengedit film untuk dapat memunculkan rekaman rekaman gambar filmis yang
tersusun secara sempurna, kreatif serta mempunyai nilai informasi yang tinggi.
Aspek – aspek penyutradaraan
diantaranya:
1. Aspek pengkayaan
makna, motivasi, kesan dan lainnya terhadap cerita yang akan direpresentasikan
sehingga cerita yang direpresentasikan kemudian adalah cerita yang dapat
dimengerti secara baik, selain mengandung kesan – kesan dan makna yang sulit
terlupakan oleh jiwa apresiator.
2. Aspek pengarahan
terhadap para pemain sehingga perepresentasian laku para pemain yang kemudian
hadir adalah perepresentasian laku yang memang menarik dan sesuai dengan
realita imajiner yang ingin ditampilkan
3. Aspek pengarahan
terhadap penata artistic sehingga tataan artistik / mise en scene yang kemudian
muncul adalah tataan artistik yang menarik dan sesuai atau sepadan dengan
realita imajiner yang ingin ditampilkan
4. Aspek pengarahan
terhadap penata gambar sehingga gambar – gambar yang kemudian muncul adalah
tampilan gambar – gambar dengan angle gambar yang menarik sesuai dengan realita
imajiner yang ingin ditampilkan dan mempunyai nilai informasi yang tinggi.
5. Aspek pengarahan
terhadap penata musik sehingga music yang kemudian dihasilkan sanggup membangun
kesan - kesan dan atmosfir film yang menarik memperkuat suasana sesuai dengan
kesan – kesan cerita yang ingin disampaikan.
6. Aspek pengarahan
terhadap pengedit gambar / editor sehingga tampilan – tampilan gambar yang
muncul adalah tampilan gambar yang tersusun sesuai dengan realita imajiner yang
ingin ditampilkan, sempurna, kreatif dan mempunyai nilai informasi yang tingi.
Catatan saya tentang dramaturgi
penyutradaraan ini adalah untuk menjadi seorang sutradara yang baik adalah
mampu menyodorkan atau menampilkan realita dramatic film yang komunikatif, kaya
akan kesan dan makna yang mendalam dan sulit dilupakan. Secara detil penyutradaraan
yang baik yakni sanggup memunculkan kisah – kisah yang memang menarik untuk
diapresiasi baik karena deritanya yang mampu memprovokasi jiwa - jiwa para
apresiator untuk mempunyai kesan – kesan yang sulit terlupakan maupun karena
kisah – kisah yang mempunyai pesan positif serta dibutuhkan apresiator dalam
menjalani hidupnya diwaktu mendatang. Sutradara yang baik juga mampu
memunculkan para pemeran yang memang menarik sesuai dengan realita laku para
tokoh dalam cerita, mampu menghadirkan tataan artistik yang sesuai dengan
cerita yang dibutuhkan, sanggup menghadirkan tatan gambar / sinematografi yang
menarik, kreatif untuk mendukung jalannya cerita disamping kaya akan makna dan
nilai informasi. Dan sutradara yang baik mampu menghasilkan karya dengan tataan
musik yang mampu membangun atmosfir untuk memperkuat cerita yang kawin dengan
pengeditan gambar sehingga menjadikan sebuah cerita film yang utuh untuk
dinikmati para apresiator.