Tak sengaja
menemukan lembaran lembaran waktu saya masih menempuh pendidikan ditingkat SMK
dulu. Waktu itu jurusannya masih bernama Teknik Penyiaran Radio / TV, salah
satu jurusan baru pada tahun 2004 silam. Yang namanya program baru biasanya
sedang berproses, mencoba mencari bentuk yang ideal. Termasuk waktu itu,
beberapa mata pelajarannya coba diterapkan berharap keilmuannya saling
berkaitan. Salah satunya mata pelajaran PR atau Public Relation. Yang namanya sekolah kejuruan teknik industri
biasanya bergelut dengan mesin atau komponen elektronika nah di pelajaran ini
kita diajak untuk mengenali diri, serasa belajar psikologi. Walaupun akhirnya
memang dirasa kurang tepat dan mata pelajaran tersebut hanya bertahan satu semester
saja, tapi bersyukur ada banyak pengetahuan yang juga cukup penting dan terasa
manfaatnya dimasa sekarang. Salah satunya tentang cara bersikap dan bertingkah laku.
Belajar dari
buku “Personality Plus” karya
Florence Littauer kita dikenalkan tentang 4 sifat kepribadian seseorang, yang
mula – mula dikelompokan oleh Hippocrates yakni :
1.
Sanguinis / Sanguinis
Populer
Ciri – cirri orang Sanguinis ini
adalah periang, ekspresif, spontan dan populis. Mereka mempunyai kepribadian
yang menarik, suka bicara, menghidupkan pesta, ingatan kuat untuk warna,
memukau pendengar baik di panggung, lugu dan polos. Mereka juga antusias dan
ekspresif, penuh rasa ingin tahu, sukarelawan untuk tugas, kreatif dan
inovatif, mengilhami dan mempesona orang lain, mudah berteman dan tampak
menyenangkan.
2.
Melankolis / Melankolis
Sempurna
Ciri - cirinya mereka adalah
orang yang analitis, teratur, perasa dan perfeksionis. Mereka juga mendalam
penuh pikiran, analitis, serius dan tekun, jenius – intelek, berbakat dan
kreatif, menyukai daftar, diagram, grafik dan bagan, sadar perincian, tertib
dan terorganisasi, teratur dan rapi, perfeksionis – standar tinggi, ekonomis,
perhatian dan belas kasihan yang mendalam dan mencari teman hidup yang ideal.
3.
Koleris / Koleris Kuat
Seorang koleris adalah orang
dengan bakat pemimpin, percaya diri, persuasive dan kemauannya kuat. Mereka
dilahirkan sebagai pemimpin, sangat memerlukan perubahan, berkemauan kuat dan
tegas, bisa menjalankan apa saja, berorientasi kepada tujuan, mengorganisasi
dengan baik, mendelegasikan pekerjaan, berkembang karena tantangan, tidak
terlalu perlu teman, biasanya suka benar dan unggul dalam keadaan darurat.
4.
Phlegmatis / phlegmatic
Damai
Orang – orang Phlegmatis ini
rendah hati, tenang, sabar dan seimbang. Mereka serba guna, kepribadian rendah
hati, selalu santai, diam, tenang, terkendali, sabar, berbahagia menerima
kehidupan, punya kemampuan administrasi, menengahi masalah dan mudah diajak
bergaul. Mereka juga punya banyak teman dan menjadi pendengar yang baik.
Kita juga dikenalkan tentang
campuran campuran dari sifat - sifat tersebut yang ternyata ada sampai 3
campuran :
1. Campuran alami
-
Sanguinis / Koleris
Dengan watak ini orangnya sama –
sama mudah bergaul, optimis dan verbalis. Memiliki potensi besar menjadi
pemimpin dimana mampu member pengarahan walau tidak tahu apa yang dikatakan.
Mereka suka memonopoli pembicaraan.
-
Melankolis / Phlegmatis
Wataknya sama – sama kalem,
pesimistis tidak ingin menjadi pusat perhatian. Berpotensi membentuk pendidik
besar. Mereka memiliki kekuatan analitis teratur dari melankolis yang ditingkatkan
kemampuan Phlegmatis untuk menyesuaikan dengan orang lain dan menyajikan materi
dengan cara menyenangkan. Namun begitu sisi negatifnya adalah ada kemungkinan
kesulitan dalam pembuatan keputusan.
2. Campuran Pelengkap
Perpaduan yang sesuai dan
melengkapi kekurangan pada orang lain. Campuran Koleris - Melankolis yang
berorientasi kerja adalah orang bisnis terbaik, karena perpaduan dari
kepemimpinan, motivasi, berorientasi pada tujuan yang dimiliki sifat Koleris
dengan pikiran, analitis dan terjadwal dari sifat Melankolis. Tidak ada yang
melebihi perpaduan ini sehingga menjadi seorang sahabat yang paling baik.
Sedangkan campuran Sanguinis –
Phlegmatis melengkapi dalam pergaulan. Watak Sanguinis membawanya ceria dari
sifat Phlegmatisnya dan sifat Phlegmatis meredakan gejolak naik turun dari
sifat Sanguitisnya.
3. Campuran Berlawanan
Dalam buku ini menurut Florence
campuran berlawanan bisa membawa ke permasalahan emosi, dimana muncul
pertentangan baru pada diri seseorang. Yang tergolong campuran ini adalah
Sanguinis - Melankolis dan Koleris –
Phlegmatis.
Contohnya pada orang dengan sifat
Sanguinis – Melankolis, ketika watak sanguinisnya menyatakan: Mari kita pergi
bersenang – senang namun dalam perjalanan, sifat Melankolisnya mengekang
kemajuannya. Ataupun pada Koleris – Phlegmatis yang memiliki konflik besar pada
konteks bekerja atau tidak bekerja. Watak Phlegmatisnya ingin bersantai namun
watak Koleris nya merasa bersalah kalau tidak bekerja produktif. Bila mempunyai
jenis watak campuran berlawanan ini maka perlu disikapi watak mana yang lebih
dominan
Nah pertanyaannya sekarang
adalah yang manakah watak kita?? Yang
manakah watak dari teman kita?? Setiap orang pastinya mempunyai keunikan masing
– masing dan setiap individu perlu untuk tahu keunikan diri sendiri dan
memahami keunikan orang lain. Hingga pada akhirnya kita tahu segi positif mana
dari diri kita yang perlu ditonjolkan dan segi negative mana yang perlu hilangkan.
Mari kita nikmati potensi dari masing masing watak tersebut, bersenang
senanglah dengan Sanguinis Populer, Ayo terorganisasi dengan Melankolis
Sempurna, Maju dengan Koleris Kuat dan Rileks dengan Phlegmatis Damai. Kita
mesti bersyukur atas apa yang kita terima baik itu berupa kekuatan maupun
kelemahan. Kekuatan untuk dimanfaatkan sebaik baiknya dan kelemahan anggaplah
sebagai ujian yang harus kita atasi. Perlu dibangun kesadaran bahwa hanya
karena orang lain berbeda tidak berarti mereka salah. Beragamnya watak manusia memunculkan
keunikan untuk kita bisa saling mengenal satu dan yang lainnya.
Bagi seorang aktor, mengenal
watak/ kepribadian ini penting juga lho, aktor yang baik adalah aktor yang
mampu menganalisis peran yang diimplementasikan dari naskah / skenario baik
dari sisi watak atau kepribadian, emosi – emosi dan keadaan keadaan
psikologikal, sosial dan lainnya serta mampu menganalisis harapan dan tujuan
hidup tokoh yang akan diperankannya.