Daripada ilmunya hilang lebih baik dibagikan toh kita juga
tidak akan jadi berkurang ilmunya malahan semakin sering dibaca semakin
dipahami dan malahan kitanya yang semakin pinter. Katanya sih seperti itu tapi jujur
memang begitu adanya. Pernah ngalamin ngajarin anak pkl tentang editing dan
saat itu pertanyaan anak – anak pkl membawaku menemukan sebuah teknik baru. Nah
asli kan akhirnya si guru makin pinter, ilmunya yang dishare tidak jadi berkurang malah bertambah dengan teknik baru. Okey
kali ini mau share tentang catatanku
saat mata kuliah dramaturgi bareng dosen yang luar biasa tentang penciptaan
skenario film.
http://commentfaireunfilm.com/ Skenario Film |
Nah secara umum penciptaan skenario film bisa dianggap
sebagai suatu proses dalam menyiapkan sebuah realita dasar
yang pada gilirannya menjadi acuan utama pembuatan sebuah film terutama film cerita. Nah fungsi dari penulisan skenario dalam penciptaan sebuah karya film adalah agar tersedia sebuah realita mendasar yang ideal karena tersusun secara matang dan terencana yang dapat dijadikan acuan untuk menyusun atau menciptakan berbagai realita film yang ingin disuguhkan.
yang pada gilirannya menjadi acuan utama pembuatan sebuah film terutama film cerita. Nah fungsi dari penulisan skenario dalam penciptaan sebuah karya film adalah agar tersedia sebuah realita mendasar yang ideal karena tersusun secara matang dan terencana yang dapat dijadikan acuan untuk menyusun atau menciptakan berbagai realita film yang ingin disuguhkan.
Kerja – kerja yang dilakukan dalam proses penciptaan skenario
untuk pembuatan film diantaranya mentemakan, menokohkan, mengsettingkan, memperistiwakan,
men-genrekan, menggayakan dan lainnya.
1. Pemilihan dan penetapan yang akan menjadi tema utama
(terutama premis) dan mungkin sampiran dari kisah / cerita yang akan diciptakan
2.
Pemilihan dan penetapan jenis realitas kisah atau
cerita yang akan ditampilkan
3. Pemilihan dan penetapan tokoh – tokoh dengan berbagai
ciri penokohannya dalam kisah atau cerita yang akan diciptakan
4. Pemilihan dan penetapan genre cerita dalam kisah atau
cerita yang akan diciptakan
5. Pemilihan dan penetapan pola atau teknik penceritaan
(pola penguraian kisah) yang akan digunakan
6. Pemilihan dan penetapan yang akan menjadi kesan
mendasar dari cerita film yang diciptakan sebaiknya digejalakan.
7. Penysunan treatment dari kisah yang akan diciptakan
dalam suatu plot atau alur penceritaan dengan struktur dramatic tertentu.
8.
Pengembangan plot dengan peristiwa – peristiwa lain
yang lebih detil dan lengkap dalam sebuah cerita yang dapat diklasifikasikan
kedalam bagian awal, tengah dan akhir.
Ada juga aspek – aspek yang dapat ditinjau dari keberadaan
setiap skenario film adalah aspek – aspek yang meliputi :
1.
Aspek pertemaan yang meliputi aspek pemilihan dan
penetapan pokok soal, aspek pemilihan dan penetapan yang menjadi domain atau
paradigma persoalan dan aspek pemilihan dan penetapan yang menjadi premis.
2.
Aspek penokohan yang meliputi aspek pemilihan dan
penetapan tokoh – tokoh dalam berbagai kedudukan, aspek pengidentitasan tokoh
dengan identitas umum dan mendasar seperti nama, umur, agama dan jenis kelamin.
Aspek selanjutnya yaitu pengkarakterisasian tokoh secara sosiologis,
psikologis, moral dan metafisikal.
3.
Aspek pengsettingan meliputi aspek pemilihan dan
penetapan yang menjadi setting – setting fiskal kisah atau cerita yang
dikemukakan, aspek pemilihan dan penetapan yang menjadi setting – setting
kemasyarakatan dari kisah yang dikemukakan serta aspek pemilihan dan penetapan
yang menjadi setting – setting waktu dan jaman kisah yang dikemukakan.
4.
Aspek pemeristiwaan yang meliputi aspek pemilihan dan
penetapan jenis realitas kisah yang akan ditampilkan dalam cerita yang akan
diciptakan, aspek pengatmosfiran yang meliputi pemilihan dan penetapan yang
menjadi atmosfir partial dan menyeluruh yang akan ditampilkan dalam cerita yang
dikemukakan, aspek pemilihan dan penetapan genre yang akan digejalakan dalam
cerita yang dikemukakan, aspek pemilihan dan penetapan yang menjadi peristiwa –
peristiwa utama / mendasar dari cerita yang dikemukakan, aspek pemilihan dan
penetapan pola dan teknik penceritaan / penguraian kisah yang akan digunakan,
aspek plotting yang meliputi pengembangan peristiwa – peristiwa utama mendasar
kedalam plot, pengstrukturan secara dramatik dan aspek pengembangan plot
menjadi kisah yang lengkap.
5.
Aspek berekspresi atau penggayaan.
Dari perkuliahan ini disimpulkan secara umum bahwa
skenario yang baik adalah skenario yang dapat menjadi dasar dalam membuat karya
film yang berbicara dengan bahasa gambar bergerak selain bahasa verbal yang
senantiasa menjadi bahasa membantu. Syarat lain yang dianggap sebagai scenario
film yang baik adalah diciptakan dengan adanya keterlibatan berbagai
pengetahuan yang relevan, disusun berdasar pada cerita yang baik (punya tema
yang baik dan peristiwa peristiwa yang tersusun baik) dan skenario yang
komunikatif bagi sutradara dan apresiator