Indahnya alam Indonesia berhias ragam Seni dan Budaya. Selamat Datang di Jawa Barat, mari nikmati Alam, Seni dan Budaya dalam AMAZING WEST JAVA!

7/05/2015

Catatan tentang penciptaan Skenario Film

Daripada ilmunya hilang lebih baik dibagikan toh kita juga tidak akan jadi berkurang ilmunya malahan semakin sering dibaca semakin dipahami dan malahan kitanya yang semakin pinter. Katanya sih seperti itu tapi jujur memang begitu adanya. Pernah ngalamin ngajarin anak pkl tentang editing dan saat itu pertanyaan anak – anak pkl membawaku menemukan sebuah teknik baru. Nah asli kan akhirnya si guru makin pinter, ilmunya yang dishare tidak jadi berkurang malah bertambah dengan teknik baru. Okey kali ini mau share tentang catatanku saat mata kuliah dramaturgi bareng dosen yang luar biasa tentang penciptaan skenario film.
http://commentfaireunfilm.com/
Skenario Film
Nah secara umum penciptaan skenario film bisa dianggap sebagai suatu proses dalam menyiapkan sebuah realita dasar
yang pada gilirannya menjadi acuan utama pembuatan sebuah film terutama film cerita. Nah fungsi dari penulisan skenario dalam penciptaan sebuah karya film adalah agar tersedia sebuah realita mendasar yang ideal karena tersusun secara matang dan terencana yang dapat dijadikan acuan untuk menyusun atau menciptakan berbagai realita film yang ingin disuguhkan.
Kerja – kerja yang dilakukan dalam proses penciptaan skenario untuk pembuatan film diantaranya mentemakan, menokohkan, mengsettingkan, memperistiwakan, men-genrekan, menggayakan dan lainnya.
1.  Pemilihan dan penetapan yang akan menjadi tema utama (terutama premis) dan mungkin sampiran dari kisah / cerita yang akan diciptakan
2.      Pemilihan dan penetapan jenis realitas kisah atau cerita yang akan ditampilkan
3.    Pemilihan dan penetapan tokoh – tokoh dengan berbagai ciri penokohannya dalam kisah atau cerita yang akan diciptakan
4.     Pemilihan dan penetapan genre cerita dalam kisah atau cerita yang akan diciptakan
5.  Pemilihan dan penetapan pola atau teknik penceritaan (pola penguraian kisah) yang akan digunakan
6.    Pemilihan dan penetapan yang akan menjadi kesan mendasar dari cerita film yang diciptakan sebaiknya digejalakan.
7.    Penysunan treatment dari kisah yang akan diciptakan dalam suatu plot atau alur penceritaan dengan struktur dramatic tertentu.
8.      Pengembangan plot dengan peristiwa – peristiwa lain yang lebih detil dan lengkap dalam sebuah cerita yang dapat diklasifikasikan kedalam bagian awal, tengah dan akhir.
    
Ada juga aspek – aspek yang dapat ditinjau dari keberadaan setiap skenario film adalah aspek – aspek yang meliputi :
1.      Aspek pertemaan yang meliputi aspek pemilihan dan penetapan pokok soal, aspek pemilihan dan penetapan yang menjadi domain atau paradigma persoalan dan aspek pemilihan dan penetapan yang menjadi premis.
2.      Aspek penokohan yang meliputi aspek pemilihan dan penetapan tokoh – tokoh dalam berbagai kedudukan, aspek pengidentitasan tokoh dengan identitas umum dan mendasar seperti nama, umur, agama dan jenis kelamin. Aspek selanjutnya yaitu pengkarakterisasian tokoh secara sosiologis, psikologis, moral dan metafisikal.
3.      Aspek pengsettingan meliputi aspek pemilihan dan penetapan yang menjadi setting – setting fiskal kisah atau cerita yang dikemukakan, aspek pemilihan dan penetapan yang menjadi setting – setting kemasyarakatan dari kisah yang dikemukakan serta aspek pemilihan dan penetapan yang menjadi setting – setting waktu dan jaman kisah yang dikemukakan.
4.      Aspek pemeristiwaan yang meliputi aspek pemilihan dan penetapan jenis realitas kisah yang akan ditampilkan dalam cerita yang akan diciptakan, aspek pengatmosfiran yang meliputi pemilihan dan penetapan yang menjadi atmosfir partial dan menyeluruh yang akan ditampilkan dalam cerita yang dikemukakan, aspek pemilihan dan penetapan genre yang akan digejalakan dalam cerita yang dikemukakan, aspek pemilihan dan penetapan yang menjadi peristiwa – peristiwa utama / mendasar dari cerita yang dikemukakan, aspek pemilihan dan penetapan pola dan teknik penceritaan / penguraian kisah yang akan digunakan, aspek plotting yang meliputi pengembangan peristiwa – peristiwa utama mendasar kedalam plot, pengstrukturan secara dramatik dan aspek pengembangan plot menjadi kisah yang lengkap.
5.      Aspek berekspresi atau penggayaan.

Dari perkuliahan ini disimpulkan secara umum bahwa skenario yang baik adalah skenario yang dapat menjadi dasar dalam membuat karya film yang berbicara dengan bahasa gambar bergerak selain bahasa verbal yang senantiasa menjadi bahasa membantu. Syarat lain yang dianggap sebagai scenario film yang baik adalah diciptakan dengan adanya keterlibatan berbagai pengetahuan yang relevan, disusun berdasar pada cerita yang baik (punya tema yang baik dan peristiwa peristiwa yang tersusun baik) dan skenario yang komunikatif bagi sutradara dan apresiator